Entri Populer

Selasa, 07 Juni 2011

Tentang Negriku Yang Aneh

Oleh


Ryan Alief Putra


Aneh, itulah kesan tentang negeri ini
Negeri ini memang aneh
Aneh kenapa negeri yang katanya kaya raya akan berbagai sumber daya
tetapi rakyatnya terpuruk dalam kemiskinanan
Aneh, kenapa negeri yang katanya penduduknya ramah - ramah
dan halus akan budi pekerti
tetapi suka membuat onar dan kerusuhan
dan aneh sumber daya yang melimpah di negeri ini
kenapa justru dinikmati oleh kaum neo-kolonialis
aneh kenapa negeri yang dulu begitu di hormati
kini rela bekerja untuk negara lain justru sebagai kuli

sungguh aneh negeri ini
kenapa negeri ini begitu aneh
ah... tak mengerti aku

memang sejak dulu negeri ini memang aneh
Aneh kenapa di negeri ini ada wakil rakyat
padahal kebanyakan rakyat di negeri ini
merasa tidak terwakili
Aneh kenapa wakil rakyat harus disebut "Anggota Dewan Yang Terhormat"
padahal tingkah laku mereka sama sekali tidak terhormat
dan mereka semestinyalah ditertawakan
tapi percuma saja karena kebanyakan mereka sudah tidak lagi peka
bagi mereka yang penting mereka happy
urusan rakyat itu nomor ke sekian
huh...sungguh aneh



Memang aneh negeri ini
kenapa di negeri ini ada hakim dan jaksa
padahal tiang keadilan sudah runtuh

Aneh, kenapa mereka yang dulu berteriak menentang korupsi
Kini justru menjadi juru bicara koruptor
dan anehnya kini justru mereka yang menjadi koruptor
itu memang aneh
aneh kenapa kok maling teriak maling
dasar aneh

Benar - benar aneh negeri ini
kenapa kaum intelektual negeri ini pada minggat ke negeri orang
anehnya pemerintah seperti tidak peduli
justru malah mereka di cemooh karena tidak punya rasa nasionalisme
sungguh aneh dimana tanggung jawab negara
alah...tidak usah tanyakan tentang itu
karena percuma saja pemerintah lebih banyak sibuk soal politik
daripada mengurusi kaum - kaum intelektual negeri ini

dan memang luar biasa aneh negeri ini
negeri ini punya pemerintahan
tetapi kenapa pembangunan justru gerakannya begitu lamban
tapi anehnya pemerintah justru mengklaim pertumbuhan ekonomi sudah tinggi
ekonomi semakin kuat dan perekonomian negeri dipuji negara lain
tapi pertanyaannya rakyat negeri ini dapat apa?

sungguh mengherankan
akan sampai kapan negeri ini aneh seperti ini
negeri ini sebenarnya mau kemana?

maka inilah pesan untuk generasi muda
jadilah generasi perubahan jangan jadi generasi penerus
karena bila jadi generasi penerus
sama saja melanjutkan keanehan di negeri ini
di tangan generasi mudalah negeri ini kini berada
giatkan prestasi songsong masa depan
untuk negeri tercinta....

Minggu, 15 Mei 2011

Bapisah Bukannyo Bacarai

Bapisah Bukannyo Bacarai


Bapisah bukannyo bacarai
Usahlah adiak manangih juo 
Basaba sayang nantikan denai
Taguahkan malah iman di dado


Bapisah bukannyo bacarai


Uda bajalan padamlah palito 
ka sia nasib ka den kadukan
kampuang den jauah da sanak tiado
denai jo sia uda tinggakan


Ondeh gunuang marapi gunuang singgalang
hei tolong caliakan kasiah hati den
nan den tinggakan  antaro pintu nan jo halaman
uda den nanti antaro pintu nan jo halaman
bapisah bukannyo bacarai.



Rabu, 23 Maret 2011

PERAN BANK INDONESIA DALAM MENJAGA STABILITAS MONETER DAN SISTEM KEUANGAN

Oleh


Ryan Alief Putra

              
               BAB  I
                                                               PENDAHULUAN        


I.1. Latar Belakang
              Inflasi pada hakikatnya merupakan masalah umum dalam sebuah perekonomian Negara. Kendati demikian, inflasi tidak dapat dipandang sebelah mata. Sebab terjadinya inflasi merupakan cerminan bahwa telah terjadi gangguan pada stabilitas nilai mata uang domestik. Lebih dari itu, inflasi juga merupakan permasalahan yang sangat sensitif bagi sebuah Negara, sebab terjadinya inflasi akan mempengaruhi ekspektasi perekonomian ke depan.
              Mengingat begitu gawatnya dampak yang dapat ditimbulkan oleh inflasi maka perlu adanya langkah  - langkah tepat dalam pengendalian inflasi. Pengendalian inflasi pada hakikatnya merupakan bagian dari sebuah kebijakan moneter yang dipegang oleh sebuah otoritas moneter yang bernama bank sentral. Bank Sentral memiliki peran yang signifikan dalam pengendalian inflasi. Langkah yang ditempuh oleh Bank Sentral dalam upaya tersebut adalah dengan melakukan stabilisasi terhadap sistem keuangan dan stabilitas moneter.
              Sistem keuangan dan stabilitas moneter ibarat sebuah rantai yang saling terkait satu sama lain. Artinya, gangguan sedikit saja pada sistem keuangan akan berdampak pada stabilitas moneter. Maka dengan demikian, keberhasilan dalam menjaga stabilitas moneter tanpa diikuti dengan stabilitas sistem keuangan tidak akan banyak artinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Padahal pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan merupakan suatu hal yang amat penting dalam pembangunan ekonomi. Tanpa adanya pertumbuhan ekonomi berkelanjutan maka suatu Negara akan menempuh waktu yang lebih lama menuju kemakmuran.

I.2. Rumusan Masalah
                 Adapun rumusan masalah yang ingin diajukan untuk kemudian menjadi bahan dalam  bagian pembahasan antara lain sebagai berikut:
1.      Mengapa stabilitas moneter dan sistem keuangan begitu penting bagi perekonomian
Indonesia?
2.      Bagaimana upaya Bank Indonesia dalam upaya menjaga stabilitas moneter dan sistem
Keuangan sehingga tercapai perkembangan laju inflasi yang stabil?

I.3. Tujuan Penulisan
               Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya gangguan pada
Stabilitas moneter dan sistem keuangan.
2.      Untuk mengetahui langkah – langkah konkrit yang ditempuh oleh Bank Indonesia dalam upaya menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan.
3.      Untuk menganalisis dampak stabilitas moneter dan sistem keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi.


I.4. Manfaat Penulisan
                 Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah dapat menambah literatur dan kepustakaan yang berkaitan dengan Bank Sentral khususnya mengenai peranan Bank Sentral dalam upaya menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan.
I.5. Landasan Teori
                        Dalam mendukung penjabaran pada judul makalah, maka makalah ini diperkuat
          Oleh 2 landasan teori sebagai berikut:
1.      Bank Indonesia memiliki tujuan tunggal yakni: Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. (Pasal 7 ayat 1 UU.No.3 Tahun 2004 Tentang Bank Indonesia).
2.      Dalam upaya mencapai tujuannya, Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan bidang tugasnya antara lain: Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Menjaga kelancaran sistem pembayaran, dan Mengawasi kegiatan perbankan.
(Dikutip dari: Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia)

I.6. Hipotesis
                 Kesimpulan sementara yang ingin diajukan pada makalah ini untuk selanjutnya dibuktikan kebenarannya adalah:
1.      Stabilitas moneter yang didukung oleh stabilitas sistem keuangan akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
2.      Dalam upaya menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan, Bank Indonesia melaksanakan dan menetapkan kebijakan moneter yang diikuti dengan upaya menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengefektifkan pengawasan terhadap perbankan

BAB  II
HAKIKAT BANK INDONESIA


            Dengan luas wilayah yang begitu besar, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat peredaran uang yang amat besar. Setiap hari lebih dari 1800 Triliun rupiah uang beredar di Indonesia dengan begitu cepat. Peredaran uang tentu harus dikoordinasi dengan baik guna menjaga stablitas perekonomian secara keseluruhan. Guna  menjalankan fungsi koordinasi terhadap peredaran uang, maka diperlukan adanya sebuah lembaga Negara yang berperan sebagai otoritas moneter. Di Indonesia otoritas moneter dipegang oleh Bank Indonesia.
               Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah, memiliki tugas dan tujuan yang berbeda dari waktu ke waktu seiring dengan  berkembangnya perekonomian Indonesia. Kendati berbeda, bukan berarti berbeda secara keseluruhan, terdapat pula satu persamaan tujuan yang dimiliki oleh Bank Indonesia sejak awal berdirinya hingga saat ini yaitu Mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah.
               Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia bertanggung jawab penuh atas peredaran uang di Indonesia. Lebih dari itu kestabilan nilai rupiah juga merupakan  tanggung jawabnya sebagaimana yang tertulis dalam Pasal 7 ayat 1 UU.No.3 Tahun 2004 yang menyatakan:
“Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah”.
                Dalam upaya mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia memiliki badan pelaksana kebijakan yang bertugas membuat dan merumuskan serta melaksanakan kebijakan moneter yang disebut Dewan Gubernur. Dewan Gubernur memiliki independensi personal. Sehingga dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Gubernur dapat menolak intervensi dari pihak di luar Bank Indonesia termasuk pemerintah sekalipun.
              
               Independensi merupakan hal yang amat melekat pada Bank Indonesia. Berdasarkan UU.No.3 Tahun 2004 Bank Indonesia memiiki 5 tingat independensi yang terdiri atas:
1.      Independensi Kelembagaan
2.      Independensi Instrumen
3.      Independensi Sasaran Akhir
4.      Independensi Personal
5.      Independensi Keuangan
               Kelima aspek tersebut melekat pada Bank Indonesia. Hal ini penting karena upaya mencapai tujuannya, Bank Indonesia perlu mandiri dalam melaksanakan kerjanya. Pengalaman tahun lalu dimana intervensi pemerintah terhadap Bank Indonesia yang berlebihan telah mengakibatkan terjadinya inflasi yang tidak terkendali yang berakibat terganggunya stabilitas moneter dan sistem keuangan secara keseluruhan.
               Di samping independensi, Bank Indonesia memiliki 4 instrumen yang merupakan bagian dari kerangka pelaksanaan kebijakan moneter yang terdiri atas :
1.      Fasilitas diskonto :
Merupakan suatu tingkat suku bunga yang mencerminkan perkembangan laju inflasi di Indonesia. Dalam transmisi kebijakan moneter, Fasilitas diskonto merupakan instrument utama karena memiliki dampak dan pengaruh yang bersifat sistemik terhadap perekonomia.
2.      Giro Wajib Minimum
Merupakan instrument kebijakan moneter yang bertujuan mengendalikan kemampuan pinjaman perbankan terhadap masyarakat. Bila Giro Wajib Minimum dinaikan maka yang akan terjadi adalah kemampuan perbankan dalam memberikan pinjaman kepada masyarakat dan dunia usaha akan melemah. Begitu juga sebaliknya.
3.      Operasi Pasar Terbuka
Merupakan instrument kebijakan moneter  yang berfungsi sebagai pengendali inflasi melalui penjualan dan pembelian surat – surat berharga. Dengan penjualan terhadap surat – surat berharga maka uang yang berlebih akan masuk ke dalam otoritas moneter dengan demikian inflasi dapat dikendalikan.
4.      Imbauan Moral
Imbauan moral merupakan kebijakan moneter yang bersifat kualitatif, dimana dalam pelaksanaanya kebijakan moneter ini merupakan peringatan atau saran dari dewan gubernur Bank Indonesia mengenai tindakan – tindakan yang  semestinya dilakukan oleh pasar agar stabilitas perekonomian tidak terganggu.
         Efektfitas kebijakan moneter dapat dilihat dari perkembangan sasaran operasional yang menggambarkan perkembangan uang primer dari waktu ke waktu. Sasaran operasional merupakan indikator yang bertujuan untuk melihat sasaran-antara kebijakan moneter yang tercermin dalam perkembangan M1 dan M2. Semua indikator – indikator tersebut akan dijadikan bahan evaluasi bagi Bank Indonesia untuk mengambil langkah – langkah kebijakan moneter selanjutnya dalam upaya mencapai sasaran akhir.
                    

BAB  III
PERAN BANK INDONESIA
DALAM MENJAGA STABILITAS MONETER
DAN SISTEM KEUANGAN


I.1. Pentingnya Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan
Pada bagian pendahuluan telah dijelaskan bahwa stabilitas moneter dan sistem keuangan merupakan memiliki hubungan yang erat satu sama lain. Sehingga dalam eksekusi upaya – upaya guna mensinergikan keduanya merupakan hal yang mutlak dilakukan oleh Bank Indonesia. Oleh karena itu amat penting bagi Bank Indonesia untuk menetapkan besaran moneter sehingga sinergi antara stabilitas moneter dan sistem keuangan akan tercapai.
Stabilitas moneter amat penting untuk dijaga kestabilannya. Mengapa demikian? Karena dengan stabilitas moneterlah inflasi dapat dikendalikan. Inflasi merupakan suatu permasalahan yang berdampak sistemik apabila dalam keadaan yang tidak terkendali. Inflasi bisa mengacaukan kegiatan investasi, memukul daya beli masyarakat, melemahkan sektor produksi, menghancurkan infrastruktur keuangan seperti perbankan, mengganggu kinerja ekspor dan impor, yang mana dampak dari itu semua adalah melambatnya pertumbuhan ekonomi. Bahkan bukan tidak mungkin akan menyebabkan kehancuran ekonomi suatu Negara.
Untuk mendukung stabilitas moneter, maka Bank Indonesia dapat menempuh kebijakan – kebijakan moneter melalui 4 instrumen sebagaimana yang telah disebutkan pada bab II tentang Hakikat Bank Sentral yang meliputi: fasilitas diskonto, giro wajib minimum, operasi pasar terbuka, dan imbauan moral. Stabilitas moneter yang terjaga akan diikuti dengan terkendalinya inflasi. Inflasi yang terkendali amat baik bagi ekspektasi perekonomian Indonesia, sehingga akan muncul gairah dalam berinvestasi sehingga dengan demikian pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan merata dapat diwujudkan.
        Sementara stabilitas sistem keuangan juga tidak kalah pentingya. Sistem keuangan yang stabil akan menstimulus aktivitas ekonomi seperti: investasi, penyaluran kredit, pengembangan dunia usaha, prospek bisnis dan perekonomian, dan sebagainya. Bisa kita bayangkan apa yang terjadi manakala sistem keuangan mengalami gangguan stabilitas? Maka yang pertama kali terjadi adalah kemampuan pemberian pinjaman perbankan akan melemah. Pelemahan ini akan mengakibatkan aliran uang tersendat, sehingga aktivitas perekonomian masyarakat akan terganggu terutama pada sektor – sektor dunia usaha yang memerlukan bantuan perbankan seperti UMKM. Terhambatnya sektor dunia usaha, tentu akan mengakibatkan prospek bisnis dan perekonomian menjadi kurang mendukung. Muara dari semua itu adalah pertumbuhan ekonomi yang lamban. 
Kunci dari upaya mencapai stabilitas sistem keuangan adalah dengan mencapai stabilitas moneter yang baik dan handal. Karena dengan stabilitas moneter yang handal akan turut diikuti dengan stabilnya sistem keuangan. Tetapi dengan catatan tatkala sektor moneter bergeak menuju kestabilan harus diikuti oleh upaya menstabilkan sistem keuangan.
III.2. Peranan Bank Indonesia
Dalam upaya menjaga kestabilan moneter dan stabilitas sistem keuangan, maka setidaknya ada 3 langkah strategis yang dapat ditempuh oleh Bank Indonesia. Ketiga langkah tersebut meliputi:
1.      Pengendalian inflasi melalui fasilitas diskonto yang ditransmisikan melalui kebijakan moneter melalui jalur – jalur transmisi.
2.      Mengefektifkan pengawasan dan kinerja perbankan
3.      Menjaga kelancaran sistem pembayaran.

III.2.1. Pengendalian inflasi
Pengendalian inflasi melalui fasilitas diskonto merupakan suatu langkah yang utama dalam pengendalian inflasi. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa pengendalian inflasi melalui fasilitas diskonto merupakan suatu langkah yang bersifat sistemik bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Pertanyaanya, mengapa dikatakan berdampak dapat berdampak sistemik? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, dapat dilihat pada bagan berikut:
                             
                                                                                                            


Gambar 1
Transmisi Kebijakan Moneter

Fasilitas diskonto dikatakan berdampak sistemik karena dapat mempengaruhi konsumsi, investasi, ekspor – impor, PDB, dan selanjutnya adalah pertumbuhan ekonomi. Fasilitas diskonto yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yang biasa disebut BI rate, akan mempengaruhi perekonomian melalui 5 jalur transmisi diantaranya: jalur suku bunga deposito, jalur kredit, jalur harga asset, jalur nilai tukar,dan  jalur ekspektasi inflasi.
Melalui jalur suku bunga deposito dan kredit , Bank Indonesia ingin mengendalikan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Apabila jumlah uang beredar dirasa terlalu banyak beredar, maka Bank Indonesia akan menempuh kebijakan moneter kontraktif yang bertujuan mengerem peredaran uang beredar. Kebijakan moneter kontraktif diimplementasikan dengan jalan meningkatkan tingkat suku bunga. Dengan meningkatnya suku bunga, maka hasrat masyarakat untuk melakukan konsumsi akan menurun, Sebab dalam keadaan ini, masyarakat lebih memilih menabung karena dirasa menguntungkan. Sementara bagi perbankan, akan mengalami pelemahan kemampuan memberikan pinjaman. Dampak – dampak tersebut akan menyebabkan peredaran uang melambat karena peredaran uang umumnya masuk ke dalam deposito. Dalam jangka waktu kurang dari satu tahun umumnya kondisi ini akan menjinakan inflasi.
Melalui jalur nilai tukar, Bank Indonesia ingin mengembalikan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing ke posisi yang stabil. Langkah ini dilakukan guna menjaga agar kinerja eskpor dan impor tetap membaik dan pertumbuhan ekonomi tetap tumbuh. Kembali menggunakan kasus apabila Bank Indonesia menaikan suku bunganya. Kenaikan suku bunga dengan asumsi tidak diikuti oleh kenaikan suku bunga di Negara lain khususnya Amerika Serikat, akan menyebabkan terjadinya kenaikan selisih tingkat suku bunga. Keadaan ini akan membuat investor asing akan menanamkan modalnya pada instrument – instrument di pasar uang seperti: SBI. Kondisi ini akan memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi bagi investor. Sementara dari sisi kinerja ekspor dan impor dengan banyaknya investor yang meminta rupiah, atau dengan kata lain meningkatnya permintaan terhadap rupiah, akan membuat rupiah terapresiasi. Kondisi ini akan mendorong pertumbuhan impor. Pertumbuhan impor yang kemudian diikuti dengan melemahnya ekspor akan membuat pertumbuhan ekonomi melambat. Kondisi ini merupakan cerminan bahwa tingkat inflasi mulai dapat dikendalikan.
Melalui jalur harga asset, kenaikan suku bunga akan menurunkan harga aset seperti saham dan obligasi sehingga mengurangi kekayaan individu dan perusahaan yang pada gilirannya mengurangi kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti konsumsi dan investasi. 
Dan melalui jalur ekspektasi inflasi, Bank Indonesia ingin memberikan prospek yang baik bagi para pelaku ekonomi bahwa perekonomian masih akan  tetap tumbuh dan berkembang. Caranya adalah dengan menunjukan bahwa trend perekonomian cenderung meningkat. Melalui trend tersebutlah, maka inflasi dapat dikendalikan.
Fasilitas diskoton, merupakan upaya untuk menjaga stabilitas kebijakan moneter, sementara untuk menjaga stabilitas keuangan, Bank Indonesia perlu melakukan dan mengefektifkan pengawasan dan kinerja terhadap perbankan dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
III.2.2. Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
Melalui sistem pembayaran, Bank Indonesia berupaya menjaga kelancaran aktivitas perekonomian. Kita semua tentu tahu bahwa dalam perekonomian yang modern, tidak ada satupun yang dapat terlepas dari uang dan alat pembayaran sejenis lainnya. Guna menjaga kelancaran sistem pembayaran, Bank Indonesia dapat memusnahkan peredaran uang dari masyarakat guna mengerem inflasi yang terjadi. Lebih dari itu Bank Indonesia perlu menjamin keamanan dalam penggunaan alat pembayaran. Langkah tersebut dapat tercapai apabila adanya monitoring yang baik pada Bank Indonesia.


III.3.3. Menefektifkan Pengawasan dan Kinerja Perbankan  
Sementara pengawasan terhadap sistem perbankan ditujukan dalam rangka mendukung upaya Bank Indonesia untuk menjaga kelancaran sistem pembayaran. Lebih dari itu pengawasan terhadap perbankan juga ditujukan sebagai upaya untuk meningkatkan efektifitas kebijakan moneter dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

Dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap perbankan, maka Bank Indonesia dapat melakukan langkah – langkah yang meliputi:
1.      Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan
Usaha tertentu dari Bank.
2.      Menetapkan peraturan di bidang perbankan
3.      Melakukan pengawasan secara langsung dan tidak langsung
4.      Menetapkan sanksi terhadap bank.
Keempat hal tersebut merupakan satu kesatuan dalam mendukung terciptanya sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien. Guna mendukung hal tersebut, maka langkah utama yang diperlukan adalah integritas dari pengelola Bank dalam mematuhi rambu – rambu lalu lintas moneter yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Disisi lain yang menjadi kunci dari itu semua adalah pengawasan perbankan. Pengawasan  perbankan diperlukan guna menghindari munculnya praktek – praktek yang dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan. Di sisi lain pengawasan perbankan adalah bertujuan guna memastikan kelayakan sebuah bank dalam beroperasi. Apabila dinilai tidak memenuhi kelayakan maka Bank Indonesia dengan kewenangannya dapat mencabut izin dari perbankan tersebut.                        



                                                            BAB  IV
PENUTUP


                Dengan melihat upaya – upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia, maka dapat kita menyatakan bahwa Bank Indonesia merupakan ujung tombak dari tercapainya stabilitas moneter dan sistem keuangan. Dengan efektivitas yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam menggunakan instrumen – instrument yang dimilikinya, maka kestabilan moneter dan sistem keuangan sejatinya akan dapat dicapai. Dengan pencapaian tersebut, maka yang diharapkan adalah inflasi yang terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang bergerak tumbuh dan pesat. Dengan itulah maka perekonomian Indonesia akan semakin tumbuh dan berkembang dan yang lebih penting adalah tercapainya stabilitas atas sektor moneter dan keuangan.

IV.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari semua uraian – uraian diatas adalah:
1.      Stabilitas moneter dan sistem keuangan bertujuan untuk menjaga agar tingkat inflasi berada pada level yang terkendali sehingga pertumbuhan ekonomi yang tumbuh pesat dapat dicapai.
2.      Dalam upaya mencapai kestabilan moneter dan sistem keuangan, Bank Indonesia melakukan tiga langkah yang meliputi: Pengendalia inflasi melalui transmisi kebijakan moneter, mengefektifkan pengawasan perbankan, dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
IV.2. Saran
Melalui makalah ini, penulis ingin memberikan saran dan masukan antara lain:
1.      Makalah ini dapat dijadikan sebagai rujukan bagi para siswa dan siswi yang mengikuti kegiatan – kegiatan olimpiade bidang ekonomi.
2.      Makalah ini dapt dijadikan sebagai bahan terutama dalam pembuatan presentasi dan pengetahuan mengenai kebanksentralan.



DAFTAR PUSTAKA


   Warjiyo, Perry. 2004. BANK INDONESIA BANK SENTRAL REPUBLIK  INDONESIA
                Sebuah Pengantar. Jakarta: Pusat Studi Kebansentralan.




Kamis, 16 Desember 2010

Hakikat Sebuah Mimpi

Oleh


Ryan Alief Putra



Mimpi adalah suatu harapan yang ingin kita dapatkan. Oleh karena itu semua orang harus mempunyai mimpi. Mimpi bersifat universal. Orang kaya maupun miskin boleh bermimpi. Karena untuk bermimpi tidak perlu membayar sepeserpun. Siapapun yang memiliki mimpi harus punya strategi untuk mewujudkannya. Artinya jangan apa yang kita impikan hanya menjadi impian kosong belaka yang tidak ada konkritnya. Inilah hakikat sebuah mimpi. Yang artinya bukan saja kita berangan untuk menggapainya tetapi strategi apa yang harus kita lakukan agar mimpi kita dapat terwujud.

Ada tiga strategi apabila anda ingin mewujudkan mimpi anda, diantaranya:

1. Wish

Ada pepatah mengatakan Where there is a will there is a way, dimana ada keinginan maka disitu ada jalan. Langkah pertama adalah tanamkan dalam diri anda bahwa anda menginkan sesuatu yang ingin anda gapai. Karena keinginan merupakan konsep sebuah mimpi. Artinya keinginan adalah penjabaran dari mimpi anda. Dengan adanya penjabaran tersebut, maka anda akan memiliki petunjuk dan rumusan tentang bagaimana dan apa yang harus anda lakukan.

2.Action

Setelah anda memiliki keinginan dan anda merasa mantap dengan keinginan anda maka anda harus melakukan berbagai action atau tindakan untuk mewujudkan keinginan anda. Misalkan, anda ingin menjadi seorang juara dalam Olimpiade Matematika. Nah anda tentu harus belajar giat, berlatih, belajar dengan ahlinya, dan tentu dengan berdoa.

Anda harus konsisten melakukan itu semua. Namun ibarat pepatah" semakin jauh kapal berlayar semakin kencang angin menerpa", nah dalam hal ini ketika anda melakukan seuatu untuk mewujudkan mimpi anda, seringkali hambatan datang untuk menggagalkan mimpi anda. Hambatan tersebut ada banyak dan yang paling krusial adalah malas. Sifat malas pada hakikatnya manusiawi. Setiap orang pasti punya rasa malas. Namun sifat malas ibarat parasit. Artinya anda jangan memelihara sifat malas dalam diri anda. Anda harus membunuh sifat malas tersebut dengan membayangkan konsekwensi buruknya.

Disamping sifat malas, hambatan bisa jadi karena terbatasnya kemampuan dan finansial. Memang ini tidak mudah. Nah disinilah pikiran anda diuji. Bila anda ingin menjadi sukses anda harus mampu mengubah hambatan ini menjadi sebuah peluang. Sebab dibalik sebuah hambatan dan rintangan seringkali mengandung peluang yang dapat mengakselerasi terwujudnya keinginan anda.

3. Pray


Dalam menjalani hidup ini anda harus menjalankan komunikasi vertikal yakni dengan Tuhan. Karena Tuhan anda lahir ke dunia, karena Tuhan anda bisa bernafas, karena Tuhan anda diberkahi akal dan pikiran, oleh karena itu anda harus selalu bersyukur. Berkaitan dengan mimpi, Tuhan akan selalu mendengar mimpi para hambaNya. Namun Tuhan hanya akan mendengar dan mewujudkan impian anda bila anda sudah berusaha.

Namun berusaha tanpa berdoa artinya anda takabur. Anda tidak menyertakan Tuhan untuk mewujudkan mimpi anda. Oleh karena itu berdoalah selalu kepada Tuhan dan senantiasa Ingatlah Dia. Dengan anda mengingat Tuhan maka Tuhan akan selalu memberikan jalan kemudahan bagi anda. Kesulitan yang mungkin anda rasakan mustahil menjadi mungkin karena Tuhan memberikan anda kemudahan.

Berdasarkan itu semua bila anda mewujudkan mimpi anda maka rumusnya:

                           DREAMS = WISH + ACTION + PRAY

Ketiganya memiliki keterkaitan satu sama lain dan merupakan unsur yang harus ada. Saya yakin anda adalah orang - orang yang beruntung dan anda memiliki ketiganya. Perbesarlah mimpi anda, lakukan ketiganya, maka anda adalah orang - orang yang beruntung.

Kesenjangan Antara Harapan dan Kenyataan

Oleh


Ryan Alief Putra



Sering kali kita bermimpi ingin memiliki dan meraih segala sesuatu yang kita inginkan. Tidak peduli apakah yang kita mimpikan itu realistis atau tidak dan akan terwujud atau tidak. Di sinilah paradigma umum yang sering kali berlaku dan kemudian pada akhirnya menejerumuskan para pemimpi tersebut. Dalam konteks dan situasi seperti l inilah yang kemudian disebut sebagai KESENJANGAN ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN. Kesenjangan antara harapan dan kenyataan secara definitif adalah sebuah situasi dimana perbandingan antara harapan dan kenyataan amatlah jauh. Artinya, harapan itu besar namun yang terwujud dari harapan itu amat kecil atau hanya 5 sampai 10% dari yang diharapkan.

Bila terjadi demikian, lantas apakah yang menjadi faktor terjadinya kesenjangan tersebut?
Setidaknya ada 3 faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan tersebut, antara lain:

1. Takabur

Sering kali dalam berkhayal atau memimpikan sesuatu, kita merasa kita adalah yang terbaik untuk mendapatkan apa yang kita impikan itu. Akibatnya, kita lupa bahwa pada hakikatnya untuk meraih suatu hal tentu dibutuhkan suatu kerja keras dan tak jarang pula kompetisi juga menjadi sesuatu yang tak terhindarkan. Dalam konteks ini saya menitik beratkan pada kompetisi. Dalam kompetisi kita akan berhadapan dengan para kompetitor yang handal dan memiliki integritas dan kapabilitas yang tinggi pula. Bila kita merasa yang terbaik untuk meraih suatu mimpi, maka saat itulah kita dikatakan TAKABUR. Karena apa? perlu diingat, bahwa diatas langit masih ada langit.Artinya sehebat apapun kita, masih ada yang lebih hebat dari kita. Untuk itu, sehebat apapun kita dalam berprestasi didalam hidup ini, tetaplah rendah hati. Impian dan harapan adalah mutlak untuk dimiliki namun tetaplah rendah hati sembari bekerja keras.

2. Harapan yang terlalu tinggi

KECEWA, itulah yang akan kita rasakan manakala apa yang kita harapkan pada akhirnya tidak dapat menjadi kenyataan. Pada prinsipnya, harapan ibaratnya sebuah pil. Artinya ada takaran dan ukuran berapa banyak dapat diminum. Bila terlalu sedikit pil itu diminum, maka kesehatan kita akan jalan di tempat, demikian sebaliknya bila berlebihan maka akan terjadi overdosis. Kaitannya dengan harapan adalah kita perlu menakar seberapa besar harapan atau mimpi itu yang ingin kita wujudkan. Dalam hal ini faktor keadaan, situasi, dan lingkungan sekitar kita haruslah dijadikan sebagai indikator bagi harapan yang ingin kita wujudkan tersebut. Jadi harapan yang terlalu tinggi adalah tidak baik dan akan membuat kita menjadi kecewa.

3. Do nothing

Dalam konteks ini bermimpi tapi tidak melakukan apapun untuk membuat harapan itu menjadi kenyataan. Bila kita analogikan, harapan itu ibarat sebuah benih sedangkan kenyataan itu adalah buah dari benih tersebut. Sekarang bagaimana mungkin benih itu akan berbuah bila hanya didiamkan saja. Demikian halnya dengan harapan dan kenyataan. Kenyataan akan benar - benar terwujud apabila harapan yang didambakan dan diinginkan itu dilaksanakan secara sungguh - sungguh. Untuk itu hindarilah dan buang jauh - jauh sikap do nothing. Do nothing hanya akan menjadikan kita pribadi yang hanya bisa bermimpi tapi tak pernah bisa berbuat. Lakukan sesuatu yang terbaik agar mimpimu menjadi kenyataan, itulah filosofi yang sesungguhnya.

Berdasarkan tiga faktor diatas, maka didapatlah cara untuk membuat agar kesenjangan tersebut diperkecil atau bahkan dihilangkan sama sekali. Cara tersaebut hanyalah satu yaitu: Lakukanlah sesuatu yang terbaik dan rendahkan hati anda serta katakanlah kepada diri anda bahwa impian itu akan nyata bagi anda.

Dengan demikian, semoga mimpi dan harapan yang dicita - citakan dapatlah menjadi sebuah kenyataan yang signifikan dan berarti.

Pelajaran dari Krisis Ekonomi 2008

Oleh


Ryan Alief Putra



Krisis perekonomian global tahun 2008 lalu menjadi babak baru bagi perekonomian global. Krisis tersebut telah merubah berbagai tatanan perekonomian dunia secara signifikan. Hanya dalam tempo yang tidak terlalu lama, kita dapat menyaksikan betapa perekonomian dunia sudah semakin pulih meski perekonomian Amerika Serikat masih belum pulih. Ini menandakan bahwa telah ada kekuatan baru bagi perekonomian global. Kekuatan baru tersebut adalah Asia. Menurut catatan Bank Dunia negara - negara di Asia menunjukan perekembangan yang luar biasa dalam pemulihan ekonominya. Bahkan dalam tahun 2009 ketika perekonomian di negara - negara Eropa dan Amerika masih dilanda resesi perekonomian di Asia mampu tumbuh dilevel positif meski kecenderungan pergerakannya agak lambat karena masih dalam fase recovery atau pemulihan. Ini menandakan bahwa telah terjadi pergeseran kutub perekonomian, dari kekuatan unipolar yang dipegang oleh Amerika Serikat menjadi kekuatan Multipolar dimana Asia adalah kekuatan baru perekonomian global.

Krisis tahun 2008 silam juga menjadi babak baru bagi paham perekonomian yang selama ini cenderung ke arah neoliberal. Praktis dengan masih belum pulihnya perekonomian Amerika Serikat dan terjadinya krisis keuangan yang melanda Yunani dan Irlandia praktis memperburuk perekonomian di benua Eropa. Keadaan ini boleh dikatakan sebagai runtuhnya paham neoliberal. Keruntuhan ini semakin jelas, kala PM Australia, Kevin Rudd menyatakan bahwa perekonomian global membutuhkan sebuah konsep baru yang lebih handal dan mampu membangun kesejahteraan global. Pernyataan tersebut menyiratkan betapa paham neoliberal sudah tidak dapat lagi diterapkan.

Kini setelah paham neoliberal runtuh, muncul pertanyaan, konsep perekonomian seperti apakah yang diperlukan oleh dunia? tentu ini merupakan pertanyaan yang tidak mudah. Jawaban atas pertanyaan ini harus mampu mengakomodasi kepentingan berbagai negara. Namun jawaban ini akan semakin sulit bila kita mengkaitkannya dengan masalah lingkungan hidup. Selama ini negara - negara besar merupakan negara yang banyak menyumbang emisi ke udara untuk memajukan perekonomiannya. Negara - negara tersebut tentu tidak semudah itu mengurangi emisi karbonnya karena dengan cara tersebut maka negara tersebut sama saja mengurangi aktivitas perekonomiannya yang akan berdampak bagi kemajuan perekonomiannya.

Sepintas, masalah lingkungan hidup sepertinya tidak ada relevansinya dengan keruntuhan neoliberal dan konsep baru perekonomian yang harus dirumuskan. Namun ini termasuk masalah sentral, karena perekonomian berwawasan lingkungan adalah sangat penting dewasa ini. Bila tidak tentu dalam 50 tahun ke depan perekonomian akan sangat suram akibat kelangkaan sumber daya alam.

Nah dari keruntuhan paham neoliberal, setidaknya ada 2 pelajaran berharga yang amat penting bagi semua negara yaitu:

1. Pentingnya peranan pemerintah

Selama ini peran pemerintah hanya sebatas untuk membuat berbagai regulasi atau kebijakan bagi perekonomian. Pemerintah amat jarang melakukan intervensi ke dalam pasar. Otomatis kesahalan besar bagi paham neoliberal adalah mengabaikan peranan pemerintah dan terlalu percaya terhadap pasar. Kenyataan yang terjadi ketika krisis terjadi pasar tidak dapat bekerja secara efektif. Pasar mengalami kebuntuan karena membutuhkan adanya direct action dari pelaku ekonomi lainnya.

Direct action atau aksi langsung tentu saja yang paling ideal adalah tindakan pemerintah untuk segera menenangkan pasar dengan jalan intervensi. Suatu peristiwa nyata adalah ketika ketika terjadi krisis perumahan di Amerika Serikat, pemerintah Amerika melakukan intervensi besar - besaran ke dalam pasar  dengan menasionalisasi 2 raksasa mortgage, Fannie Mae dan Freddie Mac, mengambil alih AIG, perusahaan asuransi terbesar di dunia, dan memperluas jaminan dana pemerintah hingga $ 3,4 trilyun di pasar uang antar bank. Tidak saja di Amerika Serikat, bahkan negara  - negara di Eropa juga melakukan intervensi besar - besaran terhadap pasar modalnya dengan memberikan bailout miliaran dollar untuk menenangkan pasar.

Kenyataan tersebut memberikan pelajaran betapa pentingnya peramn pemerintah dalam perekonomian. Karena dalam perekonomian pemerintah merupakan pelindung atau bumper sehingga peran pemerintah inilah yang akan melindungi perekonomian agar tidak jatuh dan suram ketika krisis terjadi.

Sebuah fenomena di India, China, dan Indonesia merupakan gambaran konkrit bagaimana pemerintah secara ideal mengelola perekonomian dengan intervensinya yang selama ini efektif. Dampaknya ketiga negara tersebut tetap on the track meski perekonomian sedang lesu.

2. Pentingnya pemberdayaan terhadap dunia usaha

Dunia Usaha juga dapat menjadi pelindung bagi perekonomian ketika kisis terjadi. Di Indonesia UMKM adalah garda terdepan yang mampu mempertahankan perekonomian Indonesia dari shock  yang dapat terjadi sebagai efek dari krisis yang terjadi. Ketika krisis dan ketika perekonomian dalam kondisi normal dunia usaha merupakan motor bagi perekonomian. Berkat merekalah masalah pengangguran bisa diatasi, karena aktivitas perekonomian yang mereka lakukan adalah investasi dan investasi adalah komponen pertumbuhan ekonomi.

Pelajaran berharga sekali lagi kita dapatkan dari Amerika Serikat. Dunia Usaha yang dilepas begitu saja melalui mekanisme pasar justru babak belur ketika krisis terjadi. Lehman Brother, Inc merupakan contoh nyata. Perusahaan terbesar di Amerika Serikat tersebut akhirnya bankrut dan perekonomian Amerika Serikat akhirnya runtuh dan masuk kedalam jurang krisis yang kemudian menjalarkan efek domino ke berbagai dunia yang membuat pertumbuhan ekonomi global mengalami kontraksi.

Dua pelajaran berharga tersebut semestinya menjadi pelajaran bagi semua negara agar tidak terjerumus ketika krisis terjadi. Oleh karena itu melakukan upaya - upaya preventif adalah penting karena dengan cara itulah suatu negara dapat dengan siap menghadapi situasi krisis. Perlu diingat krisis ekonomi tidak dapat diramalkan dan gejala akan adanya krisis tidak dapat terdeteksi. Oleh karena itu pemerintah perlu mengembangkan manajemen krisis sehingga kinerja perekonomian tetap on the track  meski krisis sedang menjalar.

Selasa, 14 Desember 2010

Barang Publik

Oleh


Ryan Alief Putra



Tidak  semua barang dapat yang diminta dapat diserap oleh penawaran atau ada juga barang yang tidak dapat dijual melalui mekanisme pasar. Barang tersebut adalah barang publik. Barang publik adalah barang yang bersifat non exclusive dan non rival yang penyediaanya dilakukan oleh pemerintah untuk digunakan bersama oleh masyarakat. Berdasarkan pengertian tersebut maka barang publik memiliki 3 sifat yakni:

1. Non - rival

 Artinya dalam menggunakan barang publik, tidak ada persaingan untuk mengkonsumsinya. Artinya barang tersebut dapat dipergunakan secara bebas tanpa mengurangi kepuasan atau utility dalam mengkonsumsinya. Contohnya adalah: taman kota. Taman kota termasuk barang publik. Untuk menikmati taman kita tidak perlu bersaing dengan pengunjung taman lainnya. Kita dapat dengan bebas menikmati taman tersebut. Lain halnya dengan telepon umum. Meskipun telepon umum disediakan untuk publik namun telepon umum bukan barang publik. Ini dikarenakan untuk menggunakan fasilitas telepon umum terdapat persaingan untuk menggunakannya. Misalkan anda menelpon teman anda menggunakan telpon umum. Disaat anda menelpon ada beberapa orang dibelakang anda sudah mengantri untuk menggunakan telpon umum tersebut. Otomatis anda hanya perlu bicara seperlunya saja bila tidak anda akan dikomplain oleh calon pengguna telepon umum lainnya yang sudah antri. Ini membuktikan telpon umum bukan barang publik.

2. Non - exclusive

Dikatakan non - exclusive karena untuk menggunakan barang publik tidak perlu mengeluarkan biaya. Kita ambil contoh jalan raya. Dalam menggunakan jalan raya anda tidak perlu membayar sepeserpun untuk menggunakan jalan raya. Anda bisa melenggang bebas berkendara di jalan raya dan tidak ada biaya yang dikenakan. Lain halnya dengan jalan tol. Jalan tol termasuk kategori semi barang publik. Artinya untuk menggunakan jalan tol tidak memerlukan persaingan namun untuk menggunakannya harus membayar tarif tol. Hal tersebut menandakan bahwa jalan tol bukan barang publik dalam arti yang utuh karena merupakan barang semi barang publik.

3. Non - Divisible

Artinya barang publik tidak dapat dibagi. Karakteristik ketiga ini merupakan turunan dari karakteristik pertama yakni: non-rival. Barang publik sebagaimana telah disebutkan pada karakteristik pertama bahwa untuk menggunakan barang publik tidak terdapat persaingan untuk menggunakannya. Otomatis barang publik juga tidak bisa dibagi. Kita ambil contoh kembali taman kota. Untuk menikmati taman kota anda bisa menikmati semua sudut - sudut pada taman kota tanpa perlu anda membagi taman kota tersebut dengan pengunjung yang lain. Singkat kata dalam menggunakan barang publik dalam hal ini adalah taman kota anda menggunakannya bersama - sama dengan pengunjung taman kota yang lain. Tentu bisa anda bayangkan bagaimana bila taman kota dibagi penggunaannya? tentu akan terjadi ketidakadilan dan disisi lain akan mengurangi kepuasan dalam menikmatinya.

Contoh barang publik yang lain adalah: jembatan dan halte. Sementara kendaraan umum, sekolah, bioskop, dan pasar swalayan merupakan barang semi public goods(barang publik). Penyediaan barang publik dilakukan oleh pemerintah karena tidak ada produsen yang menjual barang publik. Disisi lain apabila penyediaan barang publik diserahkan melalui mekanisme pasar akan terjadi kegagalan pasar dikarenakan tidak adanya supply untuk menyediakan barang publik. Penyediaan barang publik berasal dari pajak yang disetorkan oleh masyarakat dan perusahaan kepada pemerintah.

Rabu, 08 Desember 2010

Pengangguran dan Inflasi, suatu fenomena trade off

Oleh



Ryan Alief Putra




Adanya imbang korban atau trade off dalam rangka pemenuhan kebutuhan menjadi penyebab utama lahirnya ilmu ekonomi beberapa abad silam. Permasalahan ini merupakan akibat kelangkaan yang tidak lain penyebabnya adalah: Kebutuhan manusia yang tidak terbatas, sifat manusia yang cenderung tidak pernah puas, dan terbatasnya sumber daya alam. Keadaan ini membuat manusia sebagai mahluk ekonomi harus membuat pilihan atas segala kebutuhannya. Dalam rangka memenuhi kebutuhannya tersebut maka manusia harus mempertimbangkan biaya peluang yaitu sesuatu yang dikorbankan karena memilih alternatif kegiatan.

Biaya peluang dan pilihan tidak saja diterapkan dalam aspek mikro ekonomi tetapi jauh lebih luas juga diterapkan dalam aspek makro ekonomi. Ada dua aspek sentral yang menjadi permasalahan utama ekonomi yakni: pengangguran dan inflasi. Kedua masalah tersebut pada hakikatnya saling berlawanan satu sama lain. Artinya ketika tingkat pengangguran tinggi maka tingkat inflasi akan rendah, namun begitu juga sebaliknya. Fenomena ini pertama kali dikemukakan oleh ekonom berkebangsaan Inggris, Prof.A.W. Philips yang menjelaskan fenomena ini melalui pendekatan secara grafis. Pendekatannya secara grafis menyimpulkan bahwa suatu negara tidak mungkin menghadapi suatu keadaan dimana tingkat inflasi berada pada level yang rendah dan tingkat pengangguran yang juga berada pada level yang rendah. Pasti ada salah satu yang akan dikorbankan. Pendekatan kurva tersebut kini disebut Kurva Philips untuk menghormati Prof. A.W. Philips.
Sekarang mengapa fenomena ini bisa terjadi? lantas bagaimana suatu negara harus mengatur strategi makro ekonominya agar fenomena ini dapat diminimalisir dampaknya? berikut uraiannya

Untuk menjawab pertanyaan pertama, maka kita harus memahami hakikat keduanya. Artinya kita harus mengerti terlebih dahulu mengapa pengangguran terjadi? dan mengapa inflasi terjadi. Begini. tingkat pengangguran secara umum lebih dipengaruhi oleh faktor keadaan perekonomian. Ketika kondisi perekonomian sedang membaik maka keadaan tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Ketika pertumbuhan ekonomi tinggi maka suatu negara dapat melakukan pembentukan modal yang lebih besar yang dapat menjadi modal tambahan bagi APBN sehingga negara dapat menambah alokasi dananya yang terdapat pada APBN untuk membiayai sektor yang dinilai strategis dan fundamental seperti: penghentasan kemiskinan. mengurangi pengangguran, pembangunan infrastruktur, dana pendidikan, pertahanan, kesehatan, pengembangan industri, dan lain sebagainya.

Kita tekankan dari semua sektor tersebut pada upaya menekan jumlah pengangguran. Ketika pertumbuhan ekonomi tinggi, maka otomatis keadaan tersebut akan menyebabkan berkurangnya pengangguran karena bertambahnya lapangan pekerjaan. Bertambahnya lapangan pekerjaan erat kaitannya dengan bertambahnya modal akibat adanya pertumbuhan ekonomi tersebut.

Oleh karena jumlah pengangguran berkurang otomatis dalam hal ini tingkat kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Ini ditandai dengan meningkatnya PDB per kapita sebagai akibat meningkatnya akumulasi pendapatan yang lebih besar dibandingkan pertumbuhan penduduk. Oleh karena meningkatnya pendapatan pada masyarakat otomatis keadaan ini akan meningkatkan permintaan secara agregat. Ini ditandai dengan meningkatnya konsumsi dan investasi pada masyarakat.

Apabila meningkatnya permintaan agregat tidak diimbangi oleh supply barang dan jasa yang mencukupi maka keadaan tersebut akan menyebabkan meningkatnya harga - harga barang kebutuhan secara umum. Nah keadaan inilah yang kemudian disebut dengan inflasi.

Dari uraian - uraian tersebut kita mendapatkan poin baru bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi justru akan menciptakan laju inflasi yang lebih tinggi. Namun bagaimana sebaliknya? sama saja kalau tingkat inflasi rendah justru pertumbuhan ekonomi akan bergerak lambat.

Nah itu adalah untuk menjawab pertanyaan pertama.

Untuk menjawab pertanyaan kedua, suatu negara akan dihadapkan pada 2 opsi. Opsi pertama suatu negara harus memilih salah satu antara tingkat pengangguran yang rendah atau  laju inflasi yang rendah. Apabila suatu negara memilih tingkat pengangguran yang rendah itu artinya negara tersebut lebih memilih tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi (Ingat! tingkat pengangguran sangat ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi) dengan konsekwensi maka laju inflasi tidak akan optimal. Untuk opsi kedua tidak ada dari dua permasalahan tersebut yang diprioritaskan dengan konsekwensi tidak ada satupun yang akan optimal. Nah manakah yang lebih baik?

Di berbagai negara termasuk Indonesia opsi 2 adalah yang paling dipilih. Sebab dengan negara memberi perhatian yang sama untuk 2 permasalahan maka setidaknya hal ini memberikan ruang bagi pertumbuhan pendapatan rill yang lebih tinggi dibandingkan opsi pertama. Ini merupakan fakta empiris yang terjadi diberbagai negara. Dengan pertumbuhan pendapatan rill yang positif setidaknya hal ini akan menjaga sektor konsumsi dan investasi akan tetap berkembang dengan baik sehingga pertumbuhan ekonomi dapat bergerak stabil.

Berkaitan dengan apa yang semestinya dilakukan oleh suatu negara, maka suatu negara harus melakukan sinergi terhadap kebijakan makro ekonominya. Yang paling utama adalah kebijakan fiskal dan moneter. Dengan sinergi kebijakan fiskal dan moneter yang saling mendukung setidaknya hal ini dapat menjaga laju inflasi yang stabil sehingga hal ini akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi sektor rill yang ditandai dengan berkurangnya angka kemiskinan dan pengangguran meski hal ini kemajuannya akan terjadi secara bertahap atau tidak sekaligus.

Dengan itu semua maka negara setidaknya dapat menjaga iklim perekonomiannya tetap kondusif sehingga perekonomian tetap menarik bagi investasi. Dan dengan investasi yang meningkat maka hal tersebut akan memberikan stimulus bagi pertumbuhan ekonomi. Namun dengan catatan negara harus tetap memperhatikan aspek inflasi mengingat hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan inflasi adalah berbanding lurus.