Entri Populer

Kamis, 16 Desember 2010

Hakikat Sebuah Mimpi

Oleh


Ryan Alief Putra



Mimpi adalah suatu harapan yang ingin kita dapatkan. Oleh karena itu semua orang harus mempunyai mimpi. Mimpi bersifat universal. Orang kaya maupun miskin boleh bermimpi. Karena untuk bermimpi tidak perlu membayar sepeserpun. Siapapun yang memiliki mimpi harus punya strategi untuk mewujudkannya. Artinya jangan apa yang kita impikan hanya menjadi impian kosong belaka yang tidak ada konkritnya. Inilah hakikat sebuah mimpi. Yang artinya bukan saja kita berangan untuk menggapainya tetapi strategi apa yang harus kita lakukan agar mimpi kita dapat terwujud.

Ada tiga strategi apabila anda ingin mewujudkan mimpi anda, diantaranya:

1. Wish

Ada pepatah mengatakan Where there is a will there is a way, dimana ada keinginan maka disitu ada jalan. Langkah pertama adalah tanamkan dalam diri anda bahwa anda menginkan sesuatu yang ingin anda gapai. Karena keinginan merupakan konsep sebuah mimpi. Artinya keinginan adalah penjabaran dari mimpi anda. Dengan adanya penjabaran tersebut, maka anda akan memiliki petunjuk dan rumusan tentang bagaimana dan apa yang harus anda lakukan.

2.Action

Setelah anda memiliki keinginan dan anda merasa mantap dengan keinginan anda maka anda harus melakukan berbagai action atau tindakan untuk mewujudkan keinginan anda. Misalkan, anda ingin menjadi seorang juara dalam Olimpiade Matematika. Nah anda tentu harus belajar giat, berlatih, belajar dengan ahlinya, dan tentu dengan berdoa.

Anda harus konsisten melakukan itu semua. Namun ibarat pepatah" semakin jauh kapal berlayar semakin kencang angin menerpa", nah dalam hal ini ketika anda melakukan seuatu untuk mewujudkan mimpi anda, seringkali hambatan datang untuk menggagalkan mimpi anda. Hambatan tersebut ada banyak dan yang paling krusial adalah malas. Sifat malas pada hakikatnya manusiawi. Setiap orang pasti punya rasa malas. Namun sifat malas ibarat parasit. Artinya anda jangan memelihara sifat malas dalam diri anda. Anda harus membunuh sifat malas tersebut dengan membayangkan konsekwensi buruknya.

Disamping sifat malas, hambatan bisa jadi karena terbatasnya kemampuan dan finansial. Memang ini tidak mudah. Nah disinilah pikiran anda diuji. Bila anda ingin menjadi sukses anda harus mampu mengubah hambatan ini menjadi sebuah peluang. Sebab dibalik sebuah hambatan dan rintangan seringkali mengandung peluang yang dapat mengakselerasi terwujudnya keinginan anda.

3. Pray


Dalam menjalani hidup ini anda harus menjalankan komunikasi vertikal yakni dengan Tuhan. Karena Tuhan anda lahir ke dunia, karena Tuhan anda bisa bernafas, karena Tuhan anda diberkahi akal dan pikiran, oleh karena itu anda harus selalu bersyukur. Berkaitan dengan mimpi, Tuhan akan selalu mendengar mimpi para hambaNya. Namun Tuhan hanya akan mendengar dan mewujudkan impian anda bila anda sudah berusaha.

Namun berusaha tanpa berdoa artinya anda takabur. Anda tidak menyertakan Tuhan untuk mewujudkan mimpi anda. Oleh karena itu berdoalah selalu kepada Tuhan dan senantiasa Ingatlah Dia. Dengan anda mengingat Tuhan maka Tuhan akan selalu memberikan jalan kemudahan bagi anda. Kesulitan yang mungkin anda rasakan mustahil menjadi mungkin karena Tuhan memberikan anda kemudahan.

Berdasarkan itu semua bila anda mewujudkan mimpi anda maka rumusnya:

                           DREAMS = WISH + ACTION + PRAY

Ketiganya memiliki keterkaitan satu sama lain dan merupakan unsur yang harus ada. Saya yakin anda adalah orang - orang yang beruntung dan anda memiliki ketiganya. Perbesarlah mimpi anda, lakukan ketiganya, maka anda adalah orang - orang yang beruntung.

Kesenjangan Antara Harapan dan Kenyataan

Oleh


Ryan Alief Putra



Sering kali kita bermimpi ingin memiliki dan meraih segala sesuatu yang kita inginkan. Tidak peduli apakah yang kita mimpikan itu realistis atau tidak dan akan terwujud atau tidak. Di sinilah paradigma umum yang sering kali berlaku dan kemudian pada akhirnya menejerumuskan para pemimpi tersebut. Dalam konteks dan situasi seperti l inilah yang kemudian disebut sebagai KESENJANGAN ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN. Kesenjangan antara harapan dan kenyataan secara definitif adalah sebuah situasi dimana perbandingan antara harapan dan kenyataan amatlah jauh. Artinya, harapan itu besar namun yang terwujud dari harapan itu amat kecil atau hanya 5 sampai 10% dari yang diharapkan.

Bila terjadi demikian, lantas apakah yang menjadi faktor terjadinya kesenjangan tersebut?
Setidaknya ada 3 faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan tersebut, antara lain:

1. Takabur

Sering kali dalam berkhayal atau memimpikan sesuatu, kita merasa kita adalah yang terbaik untuk mendapatkan apa yang kita impikan itu. Akibatnya, kita lupa bahwa pada hakikatnya untuk meraih suatu hal tentu dibutuhkan suatu kerja keras dan tak jarang pula kompetisi juga menjadi sesuatu yang tak terhindarkan. Dalam konteks ini saya menitik beratkan pada kompetisi. Dalam kompetisi kita akan berhadapan dengan para kompetitor yang handal dan memiliki integritas dan kapabilitas yang tinggi pula. Bila kita merasa yang terbaik untuk meraih suatu mimpi, maka saat itulah kita dikatakan TAKABUR. Karena apa? perlu diingat, bahwa diatas langit masih ada langit.Artinya sehebat apapun kita, masih ada yang lebih hebat dari kita. Untuk itu, sehebat apapun kita dalam berprestasi didalam hidup ini, tetaplah rendah hati. Impian dan harapan adalah mutlak untuk dimiliki namun tetaplah rendah hati sembari bekerja keras.

2. Harapan yang terlalu tinggi

KECEWA, itulah yang akan kita rasakan manakala apa yang kita harapkan pada akhirnya tidak dapat menjadi kenyataan. Pada prinsipnya, harapan ibaratnya sebuah pil. Artinya ada takaran dan ukuran berapa banyak dapat diminum. Bila terlalu sedikit pil itu diminum, maka kesehatan kita akan jalan di tempat, demikian sebaliknya bila berlebihan maka akan terjadi overdosis. Kaitannya dengan harapan adalah kita perlu menakar seberapa besar harapan atau mimpi itu yang ingin kita wujudkan. Dalam hal ini faktor keadaan, situasi, dan lingkungan sekitar kita haruslah dijadikan sebagai indikator bagi harapan yang ingin kita wujudkan tersebut. Jadi harapan yang terlalu tinggi adalah tidak baik dan akan membuat kita menjadi kecewa.

3. Do nothing

Dalam konteks ini bermimpi tapi tidak melakukan apapun untuk membuat harapan itu menjadi kenyataan. Bila kita analogikan, harapan itu ibarat sebuah benih sedangkan kenyataan itu adalah buah dari benih tersebut. Sekarang bagaimana mungkin benih itu akan berbuah bila hanya didiamkan saja. Demikian halnya dengan harapan dan kenyataan. Kenyataan akan benar - benar terwujud apabila harapan yang didambakan dan diinginkan itu dilaksanakan secara sungguh - sungguh. Untuk itu hindarilah dan buang jauh - jauh sikap do nothing. Do nothing hanya akan menjadikan kita pribadi yang hanya bisa bermimpi tapi tak pernah bisa berbuat. Lakukan sesuatu yang terbaik agar mimpimu menjadi kenyataan, itulah filosofi yang sesungguhnya.

Berdasarkan tiga faktor diatas, maka didapatlah cara untuk membuat agar kesenjangan tersebut diperkecil atau bahkan dihilangkan sama sekali. Cara tersaebut hanyalah satu yaitu: Lakukanlah sesuatu yang terbaik dan rendahkan hati anda serta katakanlah kepada diri anda bahwa impian itu akan nyata bagi anda.

Dengan demikian, semoga mimpi dan harapan yang dicita - citakan dapatlah menjadi sebuah kenyataan yang signifikan dan berarti.

Pelajaran dari Krisis Ekonomi 2008

Oleh


Ryan Alief Putra



Krisis perekonomian global tahun 2008 lalu menjadi babak baru bagi perekonomian global. Krisis tersebut telah merubah berbagai tatanan perekonomian dunia secara signifikan. Hanya dalam tempo yang tidak terlalu lama, kita dapat menyaksikan betapa perekonomian dunia sudah semakin pulih meski perekonomian Amerika Serikat masih belum pulih. Ini menandakan bahwa telah ada kekuatan baru bagi perekonomian global. Kekuatan baru tersebut adalah Asia. Menurut catatan Bank Dunia negara - negara di Asia menunjukan perekembangan yang luar biasa dalam pemulihan ekonominya. Bahkan dalam tahun 2009 ketika perekonomian di negara - negara Eropa dan Amerika masih dilanda resesi perekonomian di Asia mampu tumbuh dilevel positif meski kecenderungan pergerakannya agak lambat karena masih dalam fase recovery atau pemulihan. Ini menandakan bahwa telah terjadi pergeseran kutub perekonomian, dari kekuatan unipolar yang dipegang oleh Amerika Serikat menjadi kekuatan Multipolar dimana Asia adalah kekuatan baru perekonomian global.

Krisis tahun 2008 silam juga menjadi babak baru bagi paham perekonomian yang selama ini cenderung ke arah neoliberal. Praktis dengan masih belum pulihnya perekonomian Amerika Serikat dan terjadinya krisis keuangan yang melanda Yunani dan Irlandia praktis memperburuk perekonomian di benua Eropa. Keadaan ini boleh dikatakan sebagai runtuhnya paham neoliberal. Keruntuhan ini semakin jelas, kala PM Australia, Kevin Rudd menyatakan bahwa perekonomian global membutuhkan sebuah konsep baru yang lebih handal dan mampu membangun kesejahteraan global. Pernyataan tersebut menyiratkan betapa paham neoliberal sudah tidak dapat lagi diterapkan.

Kini setelah paham neoliberal runtuh, muncul pertanyaan, konsep perekonomian seperti apakah yang diperlukan oleh dunia? tentu ini merupakan pertanyaan yang tidak mudah. Jawaban atas pertanyaan ini harus mampu mengakomodasi kepentingan berbagai negara. Namun jawaban ini akan semakin sulit bila kita mengkaitkannya dengan masalah lingkungan hidup. Selama ini negara - negara besar merupakan negara yang banyak menyumbang emisi ke udara untuk memajukan perekonomiannya. Negara - negara tersebut tentu tidak semudah itu mengurangi emisi karbonnya karena dengan cara tersebut maka negara tersebut sama saja mengurangi aktivitas perekonomiannya yang akan berdampak bagi kemajuan perekonomiannya.

Sepintas, masalah lingkungan hidup sepertinya tidak ada relevansinya dengan keruntuhan neoliberal dan konsep baru perekonomian yang harus dirumuskan. Namun ini termasuk masalah sentral, karena perekonomian berwawasan lingkungan adalah sangat penting dewasa ini. Bila tidak tentu dalam 50 tahun ke depan perekonomian akan sangat suram akibat kelangkaan sumber daya alam.

Nah dari keruntuhan paham neoliberal, setidaknya ada 2 pelajaran berharga yang amat penting bagi semua negara yaitu:

1. Pentingnya peranan pemerintah

Selama ini peran pemerintah hanya sebatas untuk membuat berbagai regulasi atau kebijakan bagi perekonomian. Pemerintah amat jarang melakukan intervensi ke dalam pasar. Otomatis kesahalan besar bagi paham neoliberal adalah mengabaikan peranan pemerintah dan terlalu percaya terhadap pasar. Kenyataan yang terjadi ketika krisis terjadi pasar tidak dapat bekerja secara efektif. Pasar mengalami kebuntuan karena membutuhkan adanya direct action dari pelaku ekonomi lainnya.

Direct action atau aksi langsung tentu saja yang paling ideal adalah tindakan pemerintah untuk segera menenangkan pasar dengan jalan intervensi. Suatu peristiwa nyata adalah ketika ketika terjadi krisis perumahan di Amerika Serikat, pemerintah Amerika melakukan intervensi besar - besaran ke dalam pasar  dengan menasionalisasi 2 raksasa mortgage, Fannie Mae dan Freddie Mac, mengambil alih AIG, perusahaan asuransi terbesar di dunia, dan memperluas jaminan dana pemerintah hingga $ 3,4 trilyun di pasar uang antar bank. Tidak saja di Amerika Serikat, bahkan negara  - negara di Eropa juga melakukan intervensi besar - besaran terhadap pasar modalnya dengan memberikan bailout miliaran dollar untuk menenangkan pasar.

Kenyataan tersebut memberikan pelajaran betapa pentingnya peramn pemerintah dalam perekonomian. Karena dalam perekonomian pemerintah merupakan pelindung atau bumper sehingga peran pemerintah inilah yang akan melindungi perekonomian agar tidak jatuh dan suram ketika krisis terjadi.

Sebuah fenomena di India, China, dan Indonesia merupakan gambaran konkrit bagaimana pemerintah secara ideal mengelola perekonomian dengan intervensinya yang selama ini efektif. Dampaknya ketiga negara tersebut tetap on the track meski perekonomian sedang lesu.

2. Pentingnya pemberdayaan terhadap dunia usaha

Dunia Usaha juga dapat menjadi pelindung bagi perekonomian ketika kisis terjadi. Di Indonesia UMKM adalah garda terdepan yang mampu mempertahankan perekonomian Indonesia dari shock  yang dapat terjadi sebagai efek dari krisis yang terjadi. Ketika krisis dan ketika perekonomian dalam kondisi normal dunia usaha merupakan motor bagi perekonomian. Berkat merekalah masalah pengangguran bisa diatasi, karena aktivitas perekonomian yang mereka lakukan adalah investasi dan investasi adalah komponen pertumbuhan ekonomi.

Pelajaran berharga sekali lagi kita dapatkan dari Amerika Serikat. Dunia Usaha yang dilepas begitu saja melalui mekanisme pasar justru babak belur ketika krisis terjadi. Lehman Brother, Inc merupakan contoh nyata. Perusahaan terbesar di Amerika Serikat tersebut akhirnya bankrut dan perekonomian Amerika Serikat akhirnya runtuh dan masuk kedalam jurang krisis yang kemudian menjalarkan efek domino ke berbagai dunia yang membuat pertumbuhan ekonomi global mengalami kontraksi.

Dua pelajaran berharga tersebut semestinya menjadi pelajaran bagi semua negara agar tidak terjerumus ketika krisis terjadi. Oleh karena itu melakukan upaya - upaya preventif adalah penting karena dengan cara itulah suatu negara dapat dengan siap menghadapi situasi krisis. Perlu diingat krisis ekonomi tidak dapat diramalkan dan gejala akan adanya krisis tidak dapat terdeteksi. Oleh karena itu pemerintah perlu mengembangkan manajemen krisis sehingga kinerja perekonomian tetap on the track  meski krisis sedang menjalar.

Selasa, 14 Desember 2010

Barang Publik

Oleh


Ryan Alief Putra



Tidak  semua barang dapat yang diminta dapat diserap oleh penawaran atau ada juga barang yang tidak dapat dijual melalui mekanisme pasar. Barang tersebut adalah barang publik. Barang publik adalah barang yang bersifat non exclusive dan non rival yang penyediaanya dilakukan oleh pemerintah untuk digunakan bersama oleh masyarakat. Berdasarkan pengertian tersebut maka barang publik memiliki 3 sifat yakni:

1. Non - rival

 Artinya dalam menggunakan barang publik, tidak ada persaingan untuk mengkonsumsinya. Artinya barang tersebut dapat dipergunakan secara bebas tanpa mengurangi kepuasan atau utility dalam mengkonsumsinya. Contohnya adalah: taman kota. Taman kota termasuk barang publik. Untuk menikmati taman kita tidak perlu bersaing dengan pengunjung taman lainnya. Kita dapat dengan bebas menikmati taman tersebut. Lain halnya dengan telepon umum. Meskipun telepon umum disediakan untuk publik namun telepon umum bukan barang publik. Ini dikarenakan untuk menggunakan fasilitas telepon umum terdapat persaingan untuk menggunakannya. Misalkan anda menelpon teman anda menggunakan telpon umum. Disaat anda menelpon ada beberapa orang dibelakang anda sudah mengantri untuk menggunakan telpon umum tersebut. Otomatis anda hanya perlu bicara seperlunya saja bila tidak anda akan dikomplain oleh calon pengguna telepon umum lainnya yang sudah antri. Ini membuktikan telpon umum bukan barang publik.

2. Non - exclusive

Dikatakan non - exclusive karena untuk menggunakan barang publik tidak perlu mengeluarkan biaya. Kita ambil contoh jalan raya. Dalam menggunakan jalan raya anda tidak perlu membayar sepeserpun untuk menggunakan jalan raya. Anda bisa melenggang bebas berkendara di jalan raya dan tidak ada biaya yang dikenakan. Lain halnya dengan jalan tol. Jalan tol termasuk kategori semi barang publik. Artinya untuk menggunakan jalan tol tidak memerlukan persaingan namun untuk menggunakannya harus membayar tarif tol. Hal tersebut menandakan bahwa jalan tol bukan barang publik dalam arti yang utuh karena merupakan barang semi barang publik.

3. Non - Divisible

Artinya barang publik tidak dapat dibagi. Karakteristik ketiga ini merupakan turunan dari karakteristik pertama yakni: non-rival. Barang publik sebagaimana telah disebutkan pada karakteristik pertama bahwa untuk menggunakan barang publik tidak terdapat persaingan untuk menggunakannya. Otomatis barang publik juga tidak bisa dibagi. Kita ambil contoh kembali taman kota. Untuk menikmati taman kota anda bisa menikmati semua sudut - sudut pada taman kota tanpa perlu anda membagi taman kota tersebut dengan pengunjung yang lain. Singkat kata dalam menggunakan barang publik dalam hal ini adalah taman kota anda menggunakannya bersama - sama dengan pengunjung taman kota yang lain. Tentu bisa anda bayangkan bagaimana bila taman kota dibagi penggunaannya? tentu akan terjadi ketidakadilan dan disisi lain akan mengurangi kepuasan dalam menikmatinya.

Contoh barang publik yang lain adalah: jembatan dan halte. Sementara kendaraan umum, sekolah, bioskop, dan pasar swalayan merupakan barang semi public goods(barang publik). Penyediaan barang publik dilakukan oleh pemerintah karena tidak ada produsen yang menjual barang publik. Disisi lain apabila penyediaan barang publik diserahkan melalui mekanisme pasar akan terjadi kegagalan pasar dikarenakan tidak adanya supply untuk menyediakan barang publik. Penyediaan barang publik berasal dari pajak yang disetorkan oleh masyarakat dan perusahaan kepada pemerintah.

Rabu, 08 Desember 2010

Pengangguran dan Inflasi, suatu fenomena trade off

Oleh



Ryan Alief Putra




Adanya imbang korban atau trade off dalam rangka pemenuhan kebutuhan menjadi penyebab utama lahirnya ilmu ekonomi beberapa abad silam. Permasalahan ini merupakan akibat kelangkaan yang tidak lain penyebabnya adalah: Kebutuhan manusia yang tidak terbatas, sifat manusia yang cenderung tidak pernah puas, dan terbatasnya sumber daya alam. Keadaan ini membuat manusia sebagai mahluk ekonomi harus membuat pilihan atas segala kebutuhannya. Dalam rangka memenuhi kebutuhannya tersebut maka manusia harus mempertimbangkan biaya peluang yaitu sesuatu yang dikorbankan karena memilih alternatif kegiatan.

Biaya peluang dan pilihan tidak saja diterapkan dalam aspek mikro ekonomi tetapi jauh lebih luas juga diterapkan dalam aspek makro ekonomi. Ada dua aspek sentral yang menjadi permasalahan utama ekonomi yakni: pengangguran dan inflasi. Kedua masalah tersebut pada hakikatnya saling berlawanan satu sama lain. Artinya ketika tingkat pengangguran tinggi maka tingkat inflasi akan rendah, namun begitu juga sebaliknya. Fenomena ini pertama kali dikemukakan oleh ekonom berkebangsaan Inggris, Prof.A.W. Philips yang menjelaskan fenomena ini melalui pendekatan secara grafis. Pendekatannya secara grafis menyimpulkan bahwa suatu negara tidak mungkin menghadapi suatu keadaan dimana tingkat inflasi berada pada level yang rendah dan tingkat pengangguran yang juga berada pada level yang rendah. Pasti ada salah satu yang akan dikorbankan. Pendekatan kurva tersebut kini disebut Kurva Philips untuk menghormati Prof. A.W. Philips.
Sekarang mengapa fenomena ini bisa terjadi? lantas bagaimana suatu negara harus mengatur strategi makro ekonominya agar fenomena ini dapat diminimalisir dampaknya? berikut uraiannya

Untuk menjawab pertanyaan pertama, maka kita harus memahami hakikat keduanya. Artinya kita harus mengerti terlebih dahulu mengapa pengangguran terjadi? dan mengapa inflasi terjadi. Begini. tingkat pengangguran secara umum lebih dipengaruhi oleh faktor keadaan perekonomian. Ketika kondisi perekonomian sedang membaik maka keadaan tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Ketika pertumbuhan ekonomi tinggi maka suatu negara dapat melakukan pembentukan modal yang lebih besar yang dapat menjadi modal tambahan bagi APBN sehingga negara dapat menambah alokasi dananya yang terdapat pada APBN untuk membiayai sektor yang dinilai strategis dan fundamental seperti: penghentasan kemiskinan. mengurangi pengangguran, pembangunan infrastruktur, dana pendidikan, pertahanan, kesehatan, pengembangan industri, dan lain sebagainya.

Kita tekankan dari semua sektor tersebut pada upaya menekan jumlah pengangguran. Ketika pertumbuhan ekonomi tinggi, maka otomatis keadaan tersebut akan menyebabkan berkurangnya pengangguran karena bertambahnya lapangan pekerjaan. Bertambahnya lapangan pekerjaan erat kaitannya dengan bertambahnya modal akibat adanya pertumbuhan ekonomi tersebut.

Oleh karena jumlah pengangguran berkurang otomatis dalam hal ini tingkat kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Ini ditandai dengan meningkatnya PDB per kapita sebagai akibat meningkatnya akumulasi pendapatan yang lebih besar dibandingkan pertumbuhan penduduk. Oleh karena meningkatnya pendapatan pada masyarakat otomatis keadaan ini akan meningkatkan permintaan secara agregat. Ini ditandai dengan meningkatnya konsumsi dan investasi pada masyarakat.

Apabila meningkatnya permintaan agregat tidak diimbangi oleh supply barang dan jasa yang mencukupi maka keadaan tersebut akan menyebabkan meningkatnya harga - harga barang kebutuhan secara umum. Nah keadaan inilah yang kemudian disebut dengan inflasi.

Dari uraian - uraian tersebut kita mendapatkan poin baru bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi justru akan menciptakan laju inflasi yang lebih tinggi. Namun bagaimana sebaliknya? sama saja kalau tingkat inflasi rendah justru pertumbuhan ekonomi akan bergerak lambat.

Nah itu adalah untuk menjawab pertanyaan pertama.

Untuk menjawab pertanyaan kedua, suatu negara akan dihadapkan pada 2 opsi. Opsi pertama suatu negara harus memilih salah satu antara tingkat pengangguran yang rendah atau  laju inflasi yang rendah. Apabila suatu negara memilih tingkat pengangguran yang rendah itu artinya negara tersebut lebih memilih tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi (Ingat! tingkat pengangguran sangat ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi) dengan konsekwensi maka laju inflasi tidak akan optimal. Untuk opsi kedua tidak ada dari dua permasalahan tersebut yang diprioritaskan dengan konsekwensi tidak ada satupun yang akan optimal. Nah manakah yang lebih baik?

Di berbagai negara termasuk Indonesia opsi 2 adalah yang paling dipilih. Sebab dengan negara memberi perhatian yang sama untuk 2 permasalahan maka setidaknya hal ini memberikan ruang bagi pertumbuhan pendapatan rill yang lebih tinggi dibandingkan opsi pertama. Ini merupakan fakta empiris yang terjadi diberbagai negara. Dengan pertumbuhan pendapatan rill yang positif setidaknya hal ini akan menjaga sektor konsumsi dan investasi akan tetap berkembang dengan baik sehingga pertumbuhan ekonomi dapat bergerak stabil.

Berkaitan dengan apa yang semestinya dilakukan oleh suatu negara, maka suatu negara harus melakukan sinergi terhadap kebijakan makro ekonominya. Yang paling utama adalah kebijakan fiskal dan moneter. Dengan sinergi kebijakan fiskal dan moneter yang saling mendukung setidaknya hal ini dapat menjaga laju inflasi yang stabil sehingga hal ini akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi sektor rill yang ditandai dengan berkurangnya angka kemiskinan dan pengangguran meski hal ini kemajuannya akan terjadi secara bertahap atau tidak sekaligus.

Dengan itu semua maka negara setidaknya dapat menjaga iklim perekonomiannya tetap kondusif sehingga perekonomian tetap menarik bagi investasi. Dan dengan investasi yang meningkat maka hal tersebut akan memberikan stimulus bagi pertumbuhan ekonomi. Namun dengan catatan negara harus tetap memperhatikan aspek inflasi mengingat hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan inflasi adalah berbanding lurus.

Sabtu, 04 Desember 2010

Kapan Perekonomian Indonesia akan Lepas Landas?

Oleh


Ryan Alief Putra


Dahulu pemerintahan orde baru telah menyiapkan sejumlah langkah - langkah agar perekonomian Indonesia di awal abad ke - 21 sudah bisa lepas landas. Untuk itu pada era orde baru disiapkan berbagai instrumen untuk mendukung tercapainya hal tersebut, diantaranya dengan melalui pembangunan infrastruktur di berbagai daerah, mengembangkan industri pertanian, pancapaian  swasembada pangan,  pengembangan industri strategis, dan hal lain sebagainya. Program - program tersebut terintegrasi dalam GBHN sebagai haluan kebijakan negara dan Repelita atau Rencana Pembangunan Lima Tahun yang menjadi acuan bagi pemerintah dalam mengimplementasikan berbagai kebijakan pembangunan nasional terutama kebijakan yang menyangkut perekonomian nasional. Kebijakan tersebut hampir menjadi kenyataan pada tahun 1996, karena pada masa itu perekonomian Indonesia sangat stabil sehingga yang harus dilakukan oleh pemerintah kala itu hanya tinggal memantapkan dan mempersiapkan landasan bagi perekonomian saja. Namun krisis regional yang melanda hampir seluruh wilayah Asia memporak - porandakan perekonomian Indonesia. Walhasil impian perekonomian Indonesia untuk lepas landas menuju perekonomian yang dinamis hanya tinggal kenangan.

Kini hampir 13 tahun berlalu perekonomian Indonesia sudah mulai membaik. Dari segi Pendapatan Domestik Bruto, Indonesia menempati urutan ke - 18 dari 181 negara yang otomatis menempatkan Indonesia sebagai salah satu anggota forum G - 20 yang merupakan forum perekonomian global yang bersifat strategis. Disamping itu dari segi fundamental, perekonomian Indonesia sudah semakin kokoh. Ini terbukti dimana perekonomian Indonesia yang selalu tumbuh diatas 6% dengan rata - rata laju inflasi berkisar antara 5 - 6%. Nilai tukar rupiah juga cenderung stabil, keadaan ini semakin mencerahkan perekonomian Indonesia. Namun terlepas dari itu semua masih banyak persoalan ekonomi yang melanda Indonesia. Diantaranya angka kemiskinan yang masih cukup tinggi, angka pengangguran yang masih tinggi, tingkat buta aksara yang masih kurang memuaskan, infrastruktur yang kurang memadai, serta pendapatan per kapita masyarakat yang rata - rata masih US$2500 per tahun membuat perekonomian Indonesia belum bisa lepas landas. Sekarang pertanyaanya bagaimana semestinya upaya pemerintah untuk membuat perekonomian Indonesia lepas landas?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka pertama fokus kita adalah kepada pendapatan per kapita masyarakat yang masih di level US$2500 per tahun. Idealnya supaya perekonomian bisa lepas landas minimal pendapatan per kapita masyarakat harus mencapai US$3000 per tahun. Maka langkah yang harus ditempuh adalah:

1. Mendorong agar perekonomian tumbuh 7%

Pertumbuhan ekonomi 7% boleh dikatakan merupakan target yang harus dicapai oleh pemerintah saat ini. Lebih lanjut target ini dinilai mendesak, mengingat masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran membutuhkan upaya ekstra supaya kedua masalah tersebut bisa ditekan kuantitasnya. Tentunya dengan pertumbuhan ekonomi 7% setidaknya ada 3 tujuan yang hendak dicapai:

a. PDB per kapita sebesar US$3000
b. Penciptaan lapangan pekerjaan
c. Pengembangan infrastruktur yang lebih luas

Pertama tujuan untuk mencapai PDB per kapita sebesar US$3000. Sudah hal yang umum apabila perekonomian berhasil mencapai tahap ini maka akan banyak perubahan yang terjadi diantaranya, meluasnya produksi barang dan jasa, pesatnya pertumbuhan ekonomi, menguatnya mata uang domestik yang disertai dengan stabilitas mata uang yang semakin dinamis, tumbuh pesatnya sektor industri dan jasa, serta meningkatnya daya saing perekonomian suatu negara. Contoh nyata keadaan ini dapat dilihat pada perekonomian China. Tahun lalu PDB per Kapita negara tirai bambu tersebut berhasil menembus level US$3000. Hal tersebut ditandai dengan melimpahnya barang - barang produksi China yang membuat China harus mengekspor surplus barang dan jasanya tersebut ke berbagai negara, tentu saja keadaan ini membuat China menikmati surplus dan menguatnya nilai mata uang Yuan. Lebih lanjut dengan terlibatnya China sebagai aktor utama dalam perdagangan bebas membuat daya saing China sangat diperhitungkan, bahkan Amerika Serikat mengakui kehebatan negara Mao Tze Tung tersebut.

Kembali kepada masalah I

Jumat, 03 Desember 2010

Pembatasan Kebijakan Subsidi BBM: Merupakan Langkah Tepat

Oleh


Ryan Alief Putra



Akhirnya setelah berlarut - larut rencana pemerintah untuk merealisasikan kebijakan pembatasan subsidi BBM akan segera terealisasi dan efektif berlaku mulai bulan Januari tahun 2011 mendatang. Upaya ini dinilai penting mengingat selama ini subsidi BBM membuat beban APBN menjadi berat. Subsidi BBM yang dialokasikan oleh pemerintah setiap tahunnya hampir mencapai 80 triliun rupiah. Jumlah yang dirasa cukup besar dan bila seandainya dana sebesar itu dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur setidaknya cukup untuk memperbaiki dan membangun berbagai sarana dan prasarana seperti: jalan, saluran air, listrik, penerangan, dan lain sebagainya, yang justru alokasi tersebut justru akan mendorong arus investasi yang muaranya adalah pertumbuhan ekonomi.

Kembali fokus kepada judul diatas, kebijakan pemerintah dalam membatasi penggunaan subsidi BBM terlepas dari pro dan kontra, dari sudut pandang saya pribadi langkah ini adalah tepat. Saya menyatakan ini sebagai langkah yang tepat karena:

1. Selama ini yang menikmati subsidi BBM mayoritas adalah masyarakat yang berpenghasilan menengah ke atas. Akibatnya subsidi BBM yang semestinya dialokasikan bagi masyarakat dengan daya beli rendah atau berpenghasilan menengah ke bawah menjadi tidak tepat sasaran. Dampaknya akses masyarakat miskin terhadap BBM menjadi terkendala. Bahkan nelayan yang merupakan sasaran dari subsidi BBM seringkali menghadapi masalah kelangkaan BBM yang tentunya hal ini sangat mengganggu aktivitas mereka untuk melaut dan menangkap ikan.

2. Alokasi Subsidi BBM pada APBN yang rata - rata mencapai lebih dari 80 triliun rupiah sebenarnya sia - sia hal ini karena peruntukan subsidi BBM yang tidak tepat sasaran mengakibatkan optimalisasi dari subsidi BBM menjadi tidak efektif. Padahal dengan subsidi BBM masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah bisa memanfaatkan BBM bersubsidi tersebut untuk berbagai keperluan yang berkaitan  dengan proses produksi dalam rangka peningkatan taraf hidup seperti: melaut, menarik angkutan umum, bahkan untuk keperluan yang berkaitan dengan pertanian sekalipun.

3. Dengan pembatasan subsidi BBM maka hal ini diharapkan dapat mengoptimalisasi dan mengefektifkan penggunaan subsidi BBM. Dengan kebijakan ini akses masyarakat menengah ke bawah bisa semakin luas terhadap BBM. Lebih lanjut kebijakan ini akan mendukung upaya pemerintah agar alokasi untuk subsidi BBM menjadi tepat sasaran sehingga alokasi pemerintah terhadap subsidi BBM menjadi efektif.

Nah, dengan pemberlakuan kebijakan pembatasan BBM ini maka diharapkan ke depannya alokasi subsidi BBM dapat semakin berkurang dalam arti di masa mendatang alokasi anggaran pada subsidi BBM bisa dialokasikan untuk alokasi yang sifatnya produktif seperti; pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan pertahanan keamanan. Namun yang juga penting pemberlakuan kebijakan subsidi BBM hendaknya disertai dengan adanya sanksi yang tegas terhadap kendaraan yang tidak mematuhi aturan pemerintah ini. Sehingga berlakunya kebijakan dapat berjalan efektif karena adanya sanksi yang tegas dan peruntukan yang tepat sasaran.