Entri Populer

Kamis, 16 Desember 2010

Pelajaran dari Krisis Ekonomi 2008

Oleh


Ryan Alief Putra



Krisis perekonomian global tahun 2008 lalu menjadi babak baru bagi perekonomian global. Krisis tersebut telah merubah berbagai tatanan perekonomian dunia secara signifikan. Hanya dalam tempo yang tidak terlalu lama, kita dapat menyaksikan betapa perekonomian dunia sudah semakin pulih meski perekonomian Amerika Serikat masih belum pulih. Ini menandakan bahwa telah ada kekuatan baru bagi perekonomian global. Kekuatan baru tersebut adalah Asia. Menurut catatan Bank Dunia negara - negara di Asia menunjukan perekembangan yang luar biasa dalam pemulihan ekonominya. Bahkan dalam tahun 2009 ketika perekonomian di negara - negara Eropa dan Amerika masih dilanda resesi perekonomian di Asia mampu tumbuh dilevel positif meski kecenderungan pergerakannya agak lambat karena masih dalam fase recovery atau pemulihan. Ini menandakan bahwa telah terjadi pergeseran kutub perekonomian, dari kekuatan unipolar yang dipegang oleh Amerika Serikat menjadi kekuatan Multipolar dimana Asia adalah kekuatan baru perekonomian global.

Krisis tahun 2008 silam juga menjadi babak baru bagi paham perekonomian yang selama ini cenderung ke arah neoliberal. Praktis dengan masih belum pulihnya perekonomian Amerika Serikat dan terjadinya krisis keuangan yang melanda Yunani dan Irlandia praktis memperburuk perekonomian di benua Eropa. Keadaan ini boleh dikatakan sebagai runtuhnya paham neoliberal. Keruntuhan ini semakin jelas, kala PM Australia, Kevin Rudd menyatakan bahwa perekonomian global membutuhkan sebuah konsep baru yang lebih handal dan mampu membangun kesejahteraan global. Pernyataan tersebut menyiratkan betapa paham neoliberal sudah tidak dapat lagi diterapkan.

Kini setelah paham neoliberal runtuh, muncul pertanyaan, konsep perekonomian seperti apakah yang diperlukan oleh dunia? tentu ini merupakan pertanyaan yang tidak mudah. Jawaban atas pertanyaan ini harus mampu mengakomodasi kepentingan berbagai negara. Namun jawaban ini akan semakin sulit bila kita mengkaitkannya dengan masalah lingkungan hidup. Selama ini negara - negara besar merupakan negara yang banyak menyumbang emisi ke udara untuk memajukan perekonomiannya. Negara - negara tersebut tentu tidak semudah itu mengurangi emisi karbonnya karena dengan cara tersebut maka negara tersebut sama saja mengurangi aktivitas perekonomiannya yang akan berdampak bagi kemajuan perekonomiannya.

Sepintas, masalah lingkungan hidup sepertinya tidak ada relevansinya dengan keruntuhan neoliberal dan konsep baru perekonomian yang harus dirumuskan. Namun ini termasuk masalah sentral, karena perekonomian berwawasan lingkungan adalah sangat penting dewasa ini. Bila tidak tentu dalam 50 tahun ke depan perekonomian akan sangat suram akibat kelangkaan sumber daya alam.

Nah dari keruntuhan paham neoliberal, setidaknya ada 2 pelajaran berharga yang amat penting bagi semua negara yaitu:

1. Pentingnya peranan pemerintah

Selama ini peran pemerintah hanya sebatas untuk membuat berbagai regulasi atau kebijakan bagi perekonomian. Pemerintah amat jarang melakukan intervensi ke dalam pasar. Otomatis kesahalan besar bagi paham neoliberal adalah mengabaikan peranan pemerintah dan terlalu percaya terhadap pasar. Kenyataan yang terjadi ketika krisis terjadi pasar tidak dapat bekerja secara efektif. Pasar mengalami kebuntuan karena membutuhkan adanya direct action dari pelaku ekonomi lainnya.

Direct action atau aksi langsung tentu saja yang paling ideal adalah tindakan pemerintah untuk segera menenangkan pasar dengan jalan intervensi. Suatu peristiwa nyata adalah ketika ketika terjadi krisis perumahan di Amerika Serikat, pemerintah Amerika melakukan intervensi besar - besaran ke dalam pasar  dengan menasionalisasi 2 raksasa mortgage, Fannie Mae dan Freddie Mac, mengambil alih AIG, perusahaan asuransi terbesar di dunia, dan memperluas jaminan dana pemerintah hingga $ 3,4 trilyun di pasar uang antar bank. Tidak saja di Amerika Serikat, bahkan negara  - negara di Eropa juga melakukan intervensi besar - besaran terhadap pasar modalnya dengan memberikan bailout miliaran dollar untuk menenangkan pasar.

Kenyataan tersebut memberikan pelajaran betapa pentingnya peramn pemerintah dalam perekonomian. Karena dalam perekonomian pemerintah merupakan pelindung atau bumper sehingga peran pemerintah inilah yang akan melindungi perekonomian agar tidak jatuh dan suram ketika krisis terjadi.

Sebuah fenomena di India, China, dan Indonesia merupakan gambaran konkrit bagaimana pemerintah secara ideal mengelola perekonomian dengan intervensinya yang selama ini efektif. Dampaknya ketiga negara tersebut tetap on the track meski perekonomian sedang lesu.

2. Pentingnya pemberdayaan terhadap dunia usaha

Dunia Usaha juga dapat menjadi pelindung bagi perekonomian ketika kisis terjadi. Di Indonesia UMKM adalah garda terdepan yang mampu mempertahankan perekonomian Indonesia dari shock  yang dapat terjadi sebagai efek dari krisis yang terjadi. Ketika krisis dan ketika perekonomian dalam kondisi normal dunia usaha merupakan motor bagi perekonomian. Berkat merekalah masalah pengangguran bisa diatasi, karena aktivitas perekonomian yang mereka lakukan adalah investasi dan investasi adalah komponen pertumbuhan ekonomi.

Pelajaran berharga sekali lagi kita dapatkan dari Amerika Serikat. Dunia Usaha yang dilepas begitu saja melalui mekanisme pasar justru babak belur ketika krisis terjadi. Lehman Brother, Inc merupakan contoh nyata. Perusahaan terbesar di Amerika Serikat tersebut akhirnya bankrut dan perekonomian Amerika Serikat akhirnya runtuh dan masuk kedalam jurang krisis yang kemudian menjalarkan efek domino ke berbagai dunia yang membuat pertumbuhan ekonomi global mengalami kontraksi.

Dua pelajaran berharga tersebut semestinya menjadi pelajaran bagi semua negara agar tidak terjerumus ketika krisis terjadi. Oleh karena itu melakukan upaya - upaya preventif adalah penting karena dengan cara itulah suatu negara dapat dengan siap menghadapi situasi krisis. Perlu diingat krisis ekonomi tidak dapat diramalkan dan gejala akan adanya krisis tidak dapat terdeteksi. Oleh karena itu pemerintah perlu mengembangkan manajemen krisis sehingga kinerja perekonomian tetap on the track  meski krisis sedang menjalar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar