Entri Populer

Rabu, 23 Maret 2011

PERAN BANK INDONESIA DALAM MENJAGA STABILITAS MONETER DAN SISTEM KEUANGAN

Oleh


Ryan Alief Putra

              
               BAB  I
                                                               PENDAHULUAN        


I.1. Latar Belakang
              Inflasi pada hakikatnya merupakan masalah umum dalam sebuah perekonomian Negara. Kendati demikian, inflasi tidak dapat dipandang sebelah mata. Sebab terjadinya inflasi merupakan cerminan bahwa telah terjadi gangguan pada stabilitas nilai mata uang domestik. Lebih dari itu, inflasi juga merupakan permasalahan yang sangat sensitif bagi sebuah Negara, sebab terjadinya inflasi akan mempengaruhi ekspektasi perekonomian ke depan.
              Mengingat begitu gawatnya dampak yang dapat ditimbulkan oleh inflasi maka perlu adanya langkah  - langkah tepat dalam pengendalian inflasi. Pengendalian inflasi pada hakikatnya merupakan bagian dari sebuah kebijakan moneter yang dipegang oleh sebuah otoritas moneter yang bernama bank sentral. Bank Sentral memiliki peran yang signifikan dalam pengendalian inflasi. Langkah yang ditempuh oleh Bank Sentral dalam upaya tersebut adalah dengan melakukan stabilisasi terhadap sistem keuangan dan stabilitas moneter.
              Sistem keuangan dan stabilitas moneter ibarat sebuah rantai yang saling terkait satu sama lain. Artinya, gangguan sedikit saja pada sistem keuangan akan berdampak pada stabilitas moneter. Maka dengan demikian, keberhasilan dalam menjaga stabilitas moneter tanpa diikuti dengan stabilitas sistem keuangan tidak akan banyak artinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Padahal pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan merupakan suatu hal yang amat penting dalam pembangunan ekonomi. Tanpa adanya pertumbuhan ekonomi berkelanjutan maka suatu Negara akan menempuh waktu yang lebih lama menuju kemakmuran.

I.2. Rumusan Masalah
                 Adapun rumusan masalah yang ingin diajukan untuk kemudian menjadi bahan dalam  bagian pembahasan antara lain sebagai berikut:
1.      Mengapa stabilitas moneter dan sistem keuangan begitu penting bagi perekonomian
Indonesia?
2.      Bagaimana upaya Bank Indonesia dalam upaya menjaga stabilitas moneter dan sistem
Keuangan sehingga tercapai perkembangan laju inflasi yang stabil?

I.3. Tujuan Penulisan
               Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya gangguan pada
Stabilitas moneter dan sistem keuangan.
2.      Untuk mengetahui langkah – langkah konkrit yang ditempuh oleh Bank Indonesia dalam upaya menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan.
3.      Untuk menganalisis dampak stabilitas moneter dan sistem keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi.


I.4. Manfaat Penulisan
                 Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah dapat menambah literatur dan kepustakaan yang berkaitan dengan Bank Sentral khususnya mengenai peranan Bank Sentral dalam upaya menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan.
I.5. Landasan Teori
                        Dalam mendukung penjabaran pada judul makalah, maka makalah ini diperkuat
          Oleh 2 landasan teori sebagai berikut:
1.      Bank Indonesia memiliki tujuan tunggal yakni: Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. (Pasal 7 ayat 1 UU.No.3 Tahun 2004 Tentang Bank Indonesia).
2.      Dalam upaya mencapai tujuannya, Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan bidang tugasnya antara lain: Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Menjaga kelancaran sistem pembayaran, dan Mengawasi kegiatan perbankan.
(Dikutip dari: Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia)

I.6. Hipotesis
                 Kesimpulan sementara yang ingin diajukan pada makalah ini untuk selanjutnya dibuktikan kebenarannya adalah:
1.      Stabilitas moneter yang didukung oleh stabilitas sistem keuangan akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
2.      Dalam upaya menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan, Bank Indonesia melaksanakan dan menetapkan kebijakan moneter yang diikuti dengan upaya menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengefektifkan pengawasan terhadap perbankan

BAB  II
HAKIKAT BANK INDONESIA


            Dengan luas wilayah yang begitu besar, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat peredaran uang yang amat besar. Setiap hari lebih dari 1800 Triliun rupiah uang beredar di Indonesia dengan begitu cepat. Peredaran uang tentu harus dikoordinasi dengan baik guna menjaga stablitas perekonomian secara keseluruhan. Guna  menjalankan fungsi koordinasi terhadap peredaran uang, maka diperlukan adanya sebuah lembaga Negara yang berperan sebagai otoritas moneter. Di Indonesia otoritas moneter dipegang oleh Bank Indonesia.
               Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah, memiliki tugas dan tujuan yang berbeda dari waktu ke waktu seiring dengan  berkembangnya perekonomian Indonesia. Kendati berbeda, bukan berarti berbeda secara keseluruhan, terdapat pula satu persamaan tujuan yang dimiliki oleh Bank Indonesia sejak awal berdirinya hingga saat ini yaitu Mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah.
               Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia bertanggung jawab penuh atas peredaran uang di Indonesia. Lebih dari itu kestabilan nilai rupiah juga merupakan  tanggung jawabnya sebagaimana yang tertulis dalam Pasal 7 ayat 1 UU.No.3 Tahun 2004 yang menyatakan:
“Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah”.
                Dalam upaya mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia memiliki badan pelaksana kebijakan yang bertugas membuat dan merumuskan serta melaksanakan kebijakan moneter yang disebut Dewan Gubernur. Dewan Gubernur memiliki independensi personal. Sehingga dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Gubernur dapat menolak intervensi dari pihak di luar Bank Indonesia termasuk pemerintah sekalipun.
              
               Independensi merupakan hal yang amat melekat pada Bank Indonesia. Berdasarkan UU.No.3 Tahun 2004 Bank Indonesia memiiki 5 tingat independensi yang terdiri atas:
1.      Independensi Kelembagaan
2.      Independensi Instrumen
3.      Independensi Sasaran Akhir
4.      Independensi Personal
5.      Independensi Keuangan
               Kelima aspek tersebut melekat pada Bank Indonesia. Hal ini penting karena upaya mencapai tujuannya, Bank Indonesia perlu mandiri dalam melaksanakan kerjanya. Pengalaman tahun lalu dimana intervensi pemerintah terhadap Bank Indonesia yang berlebihan telah mengakibatkan terjadinya inflasi yang tidak terkendali yang berakibat terganggunya stabilitas moneter dan sistem keuangan secara keseluruhan.
               Di samping independensi, Bank Indonesia memiliki 4 instrumen yang merupakan bagian dari kerangka pelaksanaan kebijakan moneter yang terdiri atas :
1.      Fasilitas diskonto :
Merupakan suatu tingkat suku bunga yang mencerminkan perkembangan laju inflasi di Indonesia. Dalam transmisi kebijakan moneter, Fasilitas diskonto merupakan instrument utama karena memiliki dampak dan pengaruh yang bersifat sistemik terhadap perekonomia.
2.      Giro Wajib Minimum
Merupakan instrument kebijakan moneter yang bertujuan mengendalikan kemampuan pinjaman perbankan terhadap masyarakat. Bila Giro Wajib Minimum dinaikan maka yang akan terjadi adalah kemampuan perbankan dalam memberikan pinjaman kepada masyarakat dan dunia usaha akan melemah. Begitu juga sebaliknya.
3.      Operasi Pasar Terbuka
Merupakan instrument kebijakan moneter  yang berfungsi sebagai pengendali inflasi melalui penjualan dan pembelian surat – surat berharga. Dengan penjualan terhadap surat – surat berharga maka uang yang berlebih akan masuk ke dalam otoritas moneter dengan demikian inflasi dapat dikendalikan.
4.      Imbauan Moral
Imbauan moral merupakan kebijakan moneter yang bersifat kualitatif, dimana dalam pelaksanaanya kebijakan moneter ini merupakan peringatan atau saran dari dewan gubernur Bank Indonesia mengenai tindakan – tindakan yang  semestinya dilakukan oleh pasar agar stabilitas perekonomian tidak terganggu.
         Efektfitas kebijakan moneter dapat dilihat dari perkembangan sasaran operasional yang menggambarkan perkembangan uang primer dari waktu ke waktu. Sasaran operasional merupakan indikator yang bertujuan untuk melihat sasaran-antara kebijakan moneter yang tercermin dalam perkembangan M1 dan M2. Semua indikator – indikator tersebut akan dijadikan bahan evaluasi bagi Bank Indonesia untuk mengambil langkah – langkah kebijakan moneter selanjutnya dalam upaya mencapai sasaran akhir.
                    

BAB  III
PERAN BANK INDONESIA
DALAM MENJAGA STABILITAS MONETER
DAN SISTEM KEUANGAN


I.1. Pentingnya Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan
Pada bagian pendahuluan telah dijelaskan bahwa stabilitas moneter dan sistem keuangan merupakan memiliki hubungan yang erat satu sama lain. Sehingga dalam eksekusi upaya – upaya guna mensinergikan keduanya merupakan hal yang mutlak dilakukan oleh Bank Indonesia. Oleh karena itu amat penting bagi Bank Indonesia untuk menetapkan besaran moneter sehingga sinergi antara stabilitas moneter dan sistem keuangan akan tercapai.
Stabilitas moneter amat penting untuk dijaga kestabilannya. Mengapa demikian? Karena dengan stabilitas moneterlah inflasi dapat dikendalikan. Inflasi merupakan suatu permasalahan yang berdampak sistemik apabila dalam keadaan yang tidak terkendali. Inflasi bisa mengacaukan kegiatan investasi, memukul daya beli masyarakat, melemahkan sektor produksi, menghancurkan infrastruktur keuangan seperti perbankan, mengganggu kinerja ekspor dan impor, yang mana dampak dari itu semua adalah melambatnya pertumbuhan ekonomi. Bahkan bukan tidak mungkin akan menyebabkan kehancuran ekonomi suatu Negara.
Untuk mendukung stabilitas moneter, maka Bank Indonesia dapat menempuh kebijakan – kebijakan moneter melalui 4 instrumen sebagaimana yang telah disebutkan pada bab II tentang Hakikat Bank Sentral yang meliputi: fasilitas diskonto, giro wajib minimum, operasi pasar terbuka, dan imbauan moral. Stabilitas moneter yang terjaga akan diikuti dengan terkendalinya inflasi. Inflasi yang terkendali amat baik bagi ekspektasi perekonomian Indonesia, sehingga akan muncul gairah dalam berinvestasi sehingga dengan demikian pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan merata dapat diwujudkan.
        Sementara stabilitas sistem keuangan juga tidak kalah pentingya. Sistem keuangan yang stabil akan menstimulus aktivitas ekonomi seperti: investasi, penyaluran kredit, pengembangan dunia usaha, prospek bisnis dan perekonomian, dan sebagainya. Bisa kita bayangkan apa yang terjadi manakala sistem keuangan mengalami gangguan stabilitas? Maka yang pertama kali terjadi adalah kemampuan pemberian pinjaman perbankan akan melemah. Pelemahan ini akan mengakibatkan aliran uang tersendat, sehingga aktivitas perekonomian masyarakat akan terganggu terutama pada sektor – sektor dunia usaha yang memerlukan bantuan perbankan seperti UMKM. Terhambatnya sektor dunia usaha, tentu akan mengakibatkan prospek bisnis dan perekonomian menjadi kurang mendukung. Muara dari semua itu adalah pertumbuhan ekonomi yang lamban. 
Kunci dari upaya mencapai stabilitas sistem keuangan adalah dengan mencapai stabilitas moneter yang baik dan handal. Karena dengan stabilitas moneter yang handal akan turut diikuti dengan stabilnya sistem keuangan. Tetapi dengan catatan tatkala sektor moneter bergeak menuju kestabilan harus diikuti oleh upaya menstabilkan sistem keuangan.
III.2. Peranan Bank Indonesia
Dalam upaya menjaga kestabilan moneter dan stabilitas sistem keuangan, maka setidaknya ada 3 langkah strategis yang dapat ditempuh oleh Bank Indonesia. Ketiga langkah tersebut meliputi:
1.      Pengendalian inflasi melalui fasilitas diskonto yang ditransmisikan melalui kebijakan moneter melalui jalur – jalur transmisi.
2.      Mengefektifkan pengawasan dan kinerja perbankan
3.      Menjaga kelancaran sistem pembayaran.

III.2.1. Pengendalian inflasi
Pengendalian inflasi melalui fasilitas diskonto merupakan suatu langkah yang utama dalam pengendalian inflasi. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa pengendalian inflasi melalui fasilitas diskonto merupakan suatu langkah yang bersifat sistemik bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Pertanyaanya, mengapa dikatakan berdampak dapat berdampak sistemik? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, dapat dilihat pada bagan berikut:
                             
                                                                                                            


Gambar 1
Transmisi Kebijakan Moneter

Fasilitas diskonto dikatakan berdampak sistemik karena dapat mempengaruhi konsumsi, investasi, ekspor – impor, PDB, dan selanjutnya adalah pertumbuhan ekonomi. Fasilitas diskonto yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yang biasa disebut BI rate, akan mempengaruhi perekonomian melalui 5 jalur transmisi diantaranya: jalur suku bunga deposito, jalur kredit, jalur harga asset, jalur nilai tukar,dan  jalur ekspektasi inflasi.
Melalui jalur suku bunga deposito dan kredit , Bank Indonesia ingin mengendalikan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Apabila jumlah uang beredar dirasa terlalu banyak beredar, maka Bank Indonesia akan menempuh kebijakan moneter kontraktif yang bertujuan mengerem peredaran uang beredar. Kebijakan moneter kontraktif diimplementasikan dengan jalan meningkatkan tingkat suku bunga. Dengan meningkatnya suku bunga, maka hasrat masyarakat untuk melakukan konsumsi akan menurun, Sebab dalam keadaan ini, masyarakat lebih memilih menabung karena dirasa menguntungkan. Sementara bagi perbankan, akan mengalami pelemahan kemampuan memberikan pinjaman. Dampak – dampak tersebut akan menyebabkan peredaran uang melambat karena peredaran uang umumnya masuk ke dalam deposito. Dalam jangka waktu kurang dari satu tahun umumnya kondisi ini akan menjinakan inflasi.
Melalui jalur nilai tukar, Bank Indonesia ingin mengembalikan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing ke posisi yang stabil. Langkah ini dilakukan guna menjaga agar kinerja eskpor dan impor tetap membaik dan pertumbuhan ekonomi tetap tumbuh. Kembali menggunakan kasus apabila Bank Indonesia menaikan suku bunganya. Kenaikan suku bunga dengan asumsi tidak diikuti oleh kenaikan suku bunga di Negara lain khususnya Amerika Serikat, akan menyebabkan terjadinya kenaikan selisih tingkat suku bunga. Keadaan ini akan membuat investor asing akan menanamkan modalnya pada instrument – instrument di pasar uang seperti: SBI. Kondisi ini akan memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi bagi investor. Sementara dari sisi kinerja ekspor dan impor dengan banyaknya investor yang meminta rupiah, atau dengan kata lain meningkatnya permintaan terhadap rupiah, akan membuat rupiah terapresiasi. Kondisi ini akan mendorong pertumbuhan impor. Pertumbuhan impor yang kemudian diikuti dengan melemahnya ekspor akan membuat pertumbuhan ekonomi melambat. Kondisi ini merupakan cerminan bahwa tingkat inflasi mulai dapat dikendalikan.
Melalui jalur harga asset, kenaikan suku bunga akan menurunkan harga aset seperti saham dan obligasi sehingga mengurangi kekayaan individu dan perusahaan yang pada gilirannya mengurangi kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti konsumsi dan investasi. 
Dan melalui jalur ekspektasi inflasi, Bank Indonesia ingin memberikan prospek yang baik bagi para pelaku ekonomi bahwa perekonomian masih akan  tetap tumbuh dan berkembang. Caranya adalah dengan menunjukan bahwa trend perekonomian cenderung meningkat. Melalui trend tersebutlah, maka inflasi dapat dikendalikan.
Fasilitas diskoton, merupakan upaya untuk menjaga stabilitas kebijakan moneter, sementara untuk menjaga stabilitas keuangan, Bank Indonesia perlu melakukan dan mengefektifkan pengawasan dan kinerja terhadap perbankan dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
III.2.2. Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
Melalui sistem pembayaran, Bank Indonesia berupaya menjaga kelancaran aktivitas perekonomian. Kita semua tentu tahu bahwa dalam perekonomian yang modern, tidak ada satupun yang dapat terlepas dari uang dan alat pembayaran sejenis lainnya. Guna menjaga kelancaran sistem pembayaran, Bank Indonesia dapat memusnahkan peredaran uang dari masyarakat guna mengerem inflasi yang terjadi. Lebih dari itu Bank Indonesia perlu menjamin keamanan dalam penggunaan alat pembayaran. Langkah tersebut dapat tercapai apabila adanya monitoring yang baik pada Bank Indonesia.


III.3.3. Menefektifkan Pengawasan dan Kinerja Perbankan  
Sementara pengawasan terhadap sistem perbankan ditujukan dalam rangka mendukung upaya Bank Indonesia untuk menjaga kelancaran sistem pembayaran. Lebih dari itu pengawasan terhadap perbankan juga ditujukan sebagai upaya untuk meningkatkan efektifitas kebijakan moneter dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

Dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap perbankan, maka Bank Indonesia dapat melakukan langkah – langkah yang meliputi:
1.      Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan
Usaha tertentu dari Bank.
2.      Menetapkan peraturan di bidang perbankan
3.      Melakukan pengawasan secara langsung dan tidak langsung
4.      Menetapkan sanksi terhadap bank.
Keempat hal tersebut merupakan satu kesatuan dalam mendukung terciptanya sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien. Guna mendukung hal tersebut, maka langkah utama yang diperlukan adalah integritas dari pengelola Bank dalam mematuhi rambu – rambu lalu lintas moneter yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Disisi lain yang menjadi kunci dari itu semua adalah pengawasan perbankan. Pengawasan  perbankan diperlukan guna menghindari munculnya praktek – praktek yang dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan. Di sisi lain pengawasan perbankan adalah bertujuan guna memastikan kelayakan sebuah bank dalam beroperasi. Apabila dinilai tidak memenuhi kelayakan maka Bank Indonesia dengan kewenangannya dapat mencabut izin dari perbankan tersebut.                        



                                                            BAB  IV
PENUTUP


                Dengan melihat upaya – upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia, maka dapat kita menyatakan bahwa Bank Indonesia merupakan ujung tombak dari tercapainya stabilitas moneter dan sistem keuangan. Dengan efektivitas yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam menggunakan instrumen – instrument yang dimilikinya, maka kestabilan moneter dan sistem keuangan sejatinya akan dapat dicapai. Dengan pencapaian tersebut, maka yang diharapkan adalah inflasi yang terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang bergerak tumbuh dan pesat. Dengan itulah maka perekonomian Indonesia akan semakin tumbuh dan berkembang dan yang lebih penting adalah tercapainya stabilitas atas sektor moneter dan keuangan.

IV.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari semua uraian – uraian diatas adalah:
1.      Stabilitas moneter dan sistem keuangan bertujuan untuk menjaga agar tingkat inflasi berada pada level yang terkendali sehingga pertumbuhan ekonomi yang tumbuh pesat dapat dicapai.
2.      Dalam upaya mencapai kestabilan moneter dan sistem keuangan, Bank Indonesia melakukan tiga langkah yang meliputi: Pengendalia inflasi melalui transmisi kebijakan moneter, mengefektifkan pengawasan perbankan, dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
IV.2. Saran
Melalui makalah ini, penulis ingin memberikan saran dan masukan antara lain:
1.      Makalah ini dapat dijadikan sebagai rujukan bagi para siswa dan siswi yang mengikuti kegiatan – kegiatan olimpiade bidang ekonomi.
2.      Makalah ini dapt dijadikan sebagai bahan terutama dalam pembuatan presentasi dan pengetahuan mengenai kebanksentralan.



DAFTAR PUSTAKA


   Warjiyo, Perry. 2004. BANK INDONESIA BANK SENTRAL REPUBLIK  INDONESIA
                Sebuah Pengantar. Jakarta: Pusat Studi Kebansentralan.




1 komentar:

  1. Saya ingin memulangkan semua kemuliaan kepada Allah SWT atas apa yang Dia gunakan Ibu Rossa dalam hidup saya, nama saya adalah Mira Binti Muhammad dari bandung di indonesia, saya seorang janda dengan 2 anak, suami saya mati dalam kemalangan kereta dan Sejak itu kehidupan menjadi sangat kejam kepada saya dan keluargaku dan saya telah berusaha secara berasingan untuk mendapatkan pinjaman dari bank-bank di Indonesia dan saya ditolak dan ditolak kerana saya tidak mempunyai cagaran dan tidak boleh mendapatkan pinjaman dari bank dan saya sangat sedih
    Pada hari yang dikhaskan ini semasa saya melalui internet, saya melihat kesaksian Mnis Annisa tentang bagaimana dia mendapat pinjaman dari Puan Rossa dan saya menghubunginya untuk bertanya mengenai syarikat pinjaman ibu Rossa dan betapa benarnya pinjaman dari ibu Rossa dan dia memberitahu saya itu adalah benar dan saya menghubungi Ibu Rossa dan selepas memfailkan permohonan pinjaman saya dan pinjaman saya diproses dan diluluskan dan dalam masa 24 jam saya mendapat wang pinjaman saya di akaun bank saya dan apabila saya menyemak akaun saya, wang pinjaman saya masih utuh dan saya sangat gembira dan saya telah berjanji bahawa saya akan membantu memberi keterangan kepada orang lain tentang syarikat pinjaman ibu rossa, jadi saya ingin menggunakan medium ini untuk memberi nasihat kepada sesiapa yang memerlukan pinjaman untuk menghubungi Puan Rossa melalui e-mel: rossastanleyloancompany@gmail.com dan You Can juga hubungi saya melalui email saya: mirabintimuhammed@gmail.com untuk maklumat serta kawan-kawan saya Annisa Barkarya melalui email: annisaberkarya@gmail.com

    BalasHapus