Entri Populer

Senin, 29 November 2010

Pertumbuhan ekonomi 7%, Haruskah Menunggu Tahun 2014?

Oleh

Ryan Alief Putra


     Tahun 2014, dipastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada pada level 7%. Sebuah sejarah baru dalam perekonomian Indonesia, dimana pada tahun itu untuk pertama kalinya Indonesia mencapai level pertumbuhan ekonomi tertingginya setelah krisis yang melanda Indonesia tahun 1998 silam. Beberapa indikator perekonomian yang mendukung akan tercapainya target tersebut diantaranya fundamental perekonomian yang secara umum sudah menunjukan kinerja yang baik. Dengan kita melihat kepada pijakan pada tahun 2010 kita bisa melihat sejumlah indikator makro ekonomi sebagai berikut:

1. Dilihat dari sisi perkembangan laju inflasi, secara umum pada tahun 2010 perkembangan laju inflasi
    diproyeksikan pada level 5,8%. Kondisi ini setidaknya memberikan ruang bagi pertumbuhan rill
    pada perekonomian Indonesia khsususnya dikalangan masyarakat berpendapatan tetap.

2. Dari segi pertumbuhan ekonomi year on year, diprediksi perekonomian Indonesia akan tumbuh pada level
    di atas 6%. Ini di dukung oleh sejumlah data - data resmi yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik atau
    BPS dimana selama 3 kuartal pada tahun 2010 perekonomian Indonesia selalu tumbuh diatas 6%.

3. Dari sisi nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS, sejak Januari 2010 hingga Oktober 2010 nilai rupiah
    mengalami penguatan sebesar 13%. Saat ini rupiah berada pada kisaran 8900 - 8950 per dollar AS. Bila
    kondisi ini berlanjut maka bisa diproyeksikan pada akhir tahun rupiah akan menguat pada level Rp 8800/ Dollar AS.

4. Dari sisi pergerakan SBI, secara umum tidak ada pergerakan signifikan atau boleh dikatakan Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) cenderung bergerak datar pada level 6,5%. Kondisi ini dimata pasar menunjukan bahwa perekonomian Indonesia sudah sangat baik dan stabil dari segi makro ekonomi.

        Berdasarkan data - data makro ekonomi diatas, maka saatnya saya mengajukan pertanyaan sesuai dengan judul pada blog ini, apakah mesti kita menunggu tahun 2014?
    
        Untuk menjawab pertanyaan tersebut tentu kita harus mengurai faktor - faktor yang dapat mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi 7%. Faktor - faktor tersebut meliputi faktor luar negeri dan faktor domestik.

Faktor Luar Negeri

       Sebagai negara dengan struktur perekonomian terbuka, tentu saja perekonomian Indonesia sudah terintegrasi dengan perekonomian dunia. Otomatis kondisi yang terjadi di luar negeri akan sangat berpengaruh pada perekonomian dalam negeri Indonesia. Baiklah tanpa panjang lebar lagi saya akan mencoba menjelaskan satu per satu faktor - faktor dari luar negeri tersebut diantaranya:

1. Pertumbuhan ekonomi global

     Sebagai negara dengan struktur perekonomian terbuka tentu saja perekonomian Indonesia terintegrasi ke dalam perekonomian global. Kondisi ini tentu saja akan berdampak independensi perekonomian Indonesia yang artinya perekonomian Indonesia tentu akan dipengaruhi pula oleh kinerja perekonomian global. Kembali pada fokus, bila kita melihat perkembangan perekonomian global pada tahun 2010 mencapai lebih dari 3% dimana sebagian besar negara - negara di Asia merupakan kelompok yang berkontribusi besar pada bertumbuhnya perekonomian global pada tahun 2010. Ini artinya bila kita kaitkan dengan perekonomian Indonesia tentu saja kondisi ini akan memberikan momentum yang amat baik bagi perekonomian Indonesia. Tentu saja kondisi ini bisa dimanfaatkan oleh Indonesia dengan mengundang para investor asing untuk menanamkan dana - dana yang mereka miliki pada beberapa sektor investasi khususnya sektor rill yang masih menjadi prioritas utama dalam investasi di Indonesia.

2. Perkembangan Suku Bunga The Fed

     Sampai saat ini The Federal Reserve atau The Fed yang notabene merupakan Bank Sentral Amerika Serikat masih menjadi perhatian bagi perekonomian global sampai saat ini. Kendati perekonomian global saat ini sudah mulai beralih menjadi multipolar dimana munculnya Asia sebagai kekuatan baru menggantikan kutub unipolar yang selama 2 dekade ini dipegang oleh Amerika Serikat, namun pengaruh The Fed masih cukup signifikan. Ini tentu karena masih berlakunya dollar AS sebagai mata uang global. Tentu saja para pelaku pasar umumnya harap - harap cemas menjelang The Fed mengumumkan tingkat suku bunganya. Berkaitan dengan itu semua, bila kita melihat pada perkembangan suku bunga the Fed, cenderung selama tahun 2010 ini suku bunga the Fed hanya bergerak datar. Kondisi ini erat kaitannya dengan proses pemulihan yang masih berlangsung di Amerika Serikat.

.To be continued....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar